Ruwatan adalah tradisi ritual masayarakat jawa yang saat ini masih banyak dilakukan oleh orang Jawa, Ruwatan berasal dari kata Ruwat yang artinya merawat, melindungi. Biasanya tradisi ruwatan ini ditujukan untuk anak tunggal atau hal lain yang dirasa kakan mendapat bala. Tujuan dari ruwatan ini adalah untung membuang sial atau menjauhkan bala dari orang yang diruwat. Artinya orang yang diruwat diharapkan mendapat perlindungan dan jauh dari nasib sial.
Ruwatan sendiri sebenarnya berasal dari tradisi Hindu-Budha. Dalam tradisi Hindu-Budha, dipercaya ada makhluk yang bernama BataraKala. Batara kala, menurut cerita pewayangan adalah anak dari Batara Guru deari istri bernama Selir. Berbeda dengan Wisnu, saudaranya, anak dari Batara Guru dari istri Pandemi, Batara Kala ini mempunyai perangai sangat buruk dan suka memangsa manusia. Untuk menjauhkan dari ancaman Batara Kala inilah, masayarakat Jawa menggelar ritual ruwatan dengan memakai sajen, dupa bahkan bunga bungaan agar yang diruwat terhindar di makan Sang Batarakala.
Perkembangan selanjutnya, di masa Wali Songo tradisi Ruwatan dimodifikasi agar sesuai dengan syariat Islam. Masayarakat jawa kala itu tidak dilarang untuk melakukan ritual ruwatan, tetapi oleh Sunan Kalijaga dimodifikasi dengan ajaran Islam. Budaya dan ritual yang sudah mengakar di masyarakat Jawa tidak dilarang, tetapi malah dijadikan media Dakwah Islam oleh para Sunan Wali Songo. Islam dengan metode singkretime, yaitu memadukan paham, aliran, kepercayaan, agama sehingga mudah diterima luas oleh masyarakat Jawa. Ruwatan menjadi salah satu media dakwah Islam yang sangat efektif untuk menggiring masyarakat Jawa menjadi Islam yang tadinya sangat kental dengan warna budaya Hindu-Budha
Saat ini tradisi Ruwatan masih sering dilakukan oleh masyarakat Jawa. Dengan berbagai modifikasi, Ruwatan saat ini sangat kental dengan nilai nilai Islam. Benda benda yang berbau syirik seperti dupa, bunga, sesajen sudah tidak digunakan lagi. Ruwatan sekarang diawali dengan Pembacaan Al -Fatihah, Pembacaan Surat Yasin, Sholawat Rasul dan bacaan Tahlil, Tahmid dan Istighfar, yang kesemuanya meng Agungkan Asma Allah SAW. Dan ruwatan ditutup dengan Doa Mohon Keselamatan dan Perlindungan bagi orang yang diruwat
Demikian sekelumit cerita tentang Ritual Ruwatan, yang masih banyak dijalankan oleh masayarakat Jawa.
By : #WongNdeso
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI