Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Seni Meramal Masa Depan Sebuah Kota

23 Agustus 2025   14:06 Diperbarui: 23 Agustus 2025   14:06 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Kota Menjadi Ibu Kota?

Dari ratusan kota di Indonesia, mengapa Jakarta yang dipilih menjadi ibu kota negara? Dari puluhan kota di Jawa Timur, apa sebabnya Surabaya menjadi ibu kota provinsi?
Hakikat dasar kota sesungguhnya sama: ada tanah, ada manusia yang menempati, dan ada aktivitas di dalamnya. Namun mengapa ada kota yang tumbuh menjadi pusat kekuasaan, sementara yang lain hanya menjadi kota biasa?
Jika kita tanyakan kepada orang di sebelah kita, mungkin jawabannya sederhana: "ya emang sudah begitu dari sananya" atau "itu sudah takdir." Padahal, masa depan kota tidak sesederhana "takdir." Ia adalah hasil dari sejarah panjang, pilihan kebijakan, dan arah pembangunan.

Hancur Bangun Kota dalam Sejarah

Sejarah memberi kita banyak contoh bagaimana kota bisa naik, jatuh, lalu bangkit kembali. Detroit, di Amerika Serikat, adalah salah satunya.


Kota ini pernah tenggelam dalam siklus buruk: pasar real estate runtuh, populasi terus menurun, infrastruktur terbengkalai, dan bahkan sempat dijuluki "kota gagal" setelah kebangkrutan tahun 2013 (The Guardian, 2024).
Namun roda sejarah berputar. Downtown Detroit kini justru bangkit. Investasi besar dari Dan Gilbert hingga Ford menghidupkan kembali gedung-gedung bersejarah menjadi mixed-use developments. General Motors memindahkan kantor pusatnya, sementara Stasiun Michigan Central yang dulu terbengkalai kini direvitalisasi menjadi pusat inovasi teknologi. Lebih dari 100 perusahaan rintisan hadir, pasar properti tumbuh sekitar 8,7% per tahun, dan Detroit kembali digandrungi generasi muda yang ingin berkreasi (Le Monde, 2024).


Dari kisah Detroit kita belajar: masa depan kota bukanlah "takdir" yang turun dari langit. Ia bisa dibaca, ditebak, bahkan diarahkan melalui pola sejarah dan data.

Surabaya: Dari Kota Wabah ke Kota SDGs

Praktik baik lain datang dari Surabaya. Dahulu, kota ini dikenal dengan masalah lingkungan dan kesehatan, bahkan mendapat julukan "kota wabah dan penyakit" akibat buruknya tata kelola sampah. Namun lewat kepemimpinan yang kuat dan inovasi kebijakan, Surabaya bertransformasi.
Kini, Surabaya menjadi salah satu kota paling berkelanjutan di Indonesia. Bappenas RI menobatkannya sebagai Kota Peringkat 1 dalam pencapaian SDGs di tingkat nasional (Bappenas, 2023). Transformasi ini terjadi melalui program pengelolaan sampah terpadu, partisipasi masyarakat, serta inovasi transportasi publik yang ramah lingkungan.
Cerita Surabaya menunjukkan bahwa sebuah kota bisa menulis ulang takdirnya---dari kota yang sakit, menjadi kota yang sehat dan berkelanjutan.

Meramal Masa Depan Kota

Kisah Detroit dan Surabaya menegaskan satu hal: masa depan kota bukanlah misteri yang tak tersentuh. Ia adalah hasil racikan ilmu sejarah, kebijakan, statistik, dan visi manusia yang berani mengambil keputusan.
Maka, meramal masa depan sebuah kota bukan berarti menunggu takdir, melainkan membaca tanda, belajar dari masa lalu, lalu menyiapkan diri untuk menyongsong hari esok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun