Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Orang-Orang Memahami Hujan?

31 Januari 2024   19:12 Diperbarui: 31 Januari 2024   19:14 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda masih ingat gelaran MotoGP di Mandalika, Lombok, tentu anda tidak asing dengan Mbak Rara sang pawang hujan. 

Mbak Rara adalah satu dari sekian produk kebudayaan menolak hujan di dunia. Jawa misalnya, ketika musim kawin dibulan-bulan yang dianggap mulia untuk melangsungkan pesta pernikahan, Para pawang hujan diminta bantuannya untuk membantu menyingkirkan hujan agar tidak turun ketika acara sedang berlangsung. 

Umumnya para pawang melakukan ritual-ritual seperti mendirikan lidi di tanah lapang, membakar wewangian, dan ritual-ritual sebayanya. 

Lain lagi di Cina, ada ritual "menembak hujan" dengan cara menyiapkan petasan untuk ditembakkan ke langit. Hal ini dipercayai dapat menakuti roh-roh jahat yang menyebabkan hujan, sehingga hujan urung jatuh. 

Sementara di Eropa, ritual menolak hujan dilakukan dengan cara menari dengan membawa api.

Pemahaman manusia tentang hujan terbukti sangat beragam; positif atau negatif tentu menjadi hak anda pribadi dalam menanggapi hujan. 

Namun saya sepakat dan senang dengan seorang sastrawan Indonesia, Agus Noor yang memandang hujan dengan kalimat berikut: 

"Jangan melihat hujan dari apa yang jatuh, tapi pada apa yang akan tumbuh."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun