Mohon tunggu...
Ksatriawangsa
Ksatriawangsa Mohon Tunggu... -

Warga peduli bangsa

Selanjutnya

Tutup

Bola

Indonesia Masih Berpeluang ke Piala Asia U-23 2018, tapi...

22 Juli 2017   09:54 Diperbarui: 22 Juli 2017   21:27 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil-hasil pertandingan di group H kualifikasi piala Asia U-23 2018 yang melibatkan timnas Indonesia begitu dramatis. Siapa yang menjadi juara dan siapa yang lolos kualifikasi baru bisa diketahui selepas detik terakhir event tersebut. Hal ini tidak terlepas dari kejutan Mongolia yang mampu menahan imbang (1-1) tim kuat Thailand di kandangnya. Sementara kejutan lain yang menyesakkan adalah kalahnya Indonesia dari Malaysia dengan skor sangat telak 0-3.

Kedudukan tim-tim peserta dalam grup H selepas 2 pertandingan mereka seperti dimuat di situs web AFC bisa dilihat dalam tabel berikut.

AFC
AFC
Seperti tertulis di situs AFC tersebut, pemeringkatan atau penetuan ranking adalah dengan menggunakan aturan head-to-head terlebih dulu baru diikuti selisih gol untuk tim-tim yamg terikat dalam poin sama. Ini berarti kedudukan Malaysia lebih aman secara teori dan sebaliknya jalan Indonesia begitu terjal dan penuh ranjau.

Memang Indonesia dan Malaysia sama-sama berpeluang lolos kualifikasi dari jalur langsung jika berhasil menjuarai group ini. Hanya saja peluang Malaysia jelas lebih terbuka dibanding Indonesia kalau melihat lawan terakhir yang harus dihadapi kedua tim, di mana Indonesia harus menghadapi raksasa Sepakbola Asia Tenggara Thailand, sementara Malaysia "hanya" perlu mengatasi tim paling lemah dalam grup yaitu Mongolia.

Itu baru satu ranjau yang harus dilewati Indonesia. Ranjau berikutnya adalah terkait kesalahan langkah di awal perjalanan. Aturan head-to-head memaksa Indonesia tetap tunduk dari Malaysia dalam hal penentuan juara grup dan kelolosan kualifikasi secara langsung jika sama-sama menang pada laga terakhir. Sebabnya adalah meskipun Indonesia dan Malaysia sama-sama bisa mengoleksi raihan poin yang sama yaitu 6 dari 2 kali menang dan sekali kalah, Indonesia harus menginjak ranjau bernama kalah head-to-head yang telah ditanamnya untuk dirinya sendiri terlebih dulu ketika tewas menghadapi tim tersebut di awal event. 

Jadi mau tidak mau kita harus berdoa secara positif dan negatif sekaligus. Doa positif semoga Timnas mampu mengalahkan Thailand. Sedangkan doa negatifnya semoga Malaysia tidak berjaya menundukkan Mongolia...hehehe...Bayangkan, di satu sisi menang atas tim gajah putih Thailand saja belum dapat dipastikan, sudah begitu di sisi lain masih harus berharap Mongolia, tim terlemah dalam grup yang kita kalahkan dengan "sangat mudah" (7-0) itu mampu menahan laju tim Malaysia dari memenangi pertandingan . Itulah posisi timnas kita yang bisa diibaratkan bak berada di ujung tanduk.

Memang sungguh sangat disayangkan Indonesia harus kalah dalam partai pertama. Pertimbangan pelatih yang mau menghemat tenaga pemain inti berkaitan jadwal yang ketat nampaknya kebablasan. Tim yang diturunkan tidak cukup kuat menahan beban mental dalam pertandingan internasional resmi pertama  mereka, tambahan lagi harus menghadapi "musuh bebuyutannya".

Kita tidak ingin menggurui tim kepelatihan sebetulnya, tetapi mungkin sebaiknya keputusan cepat perlu diambil sekiranya melihat sebuah tim tidak perform seperti yang diharapkan, sehingga semuanya tidak berakhir menjadi keterlanjuran yang fatal.

Semua sudah terjadi dan kita hanya mengharapkan para punggawa timnas tetap fokus dan militan tak kenal menyerah dan tak gentar menghadapi nama besar Thailand, seperti ditunjukkan ketika mengobrak-abrik "pasukan" Mongolia kemaren. Kalau Mongolia saja bisa membuat gol dan menahan imbang mereka, kalian tentunya punya peluang bisa mengalahkannya bukan? Kalau dibilang berat, memang berat. Di dunia ini semua adalah berat atau perlu upaya dan kerja keras. Semakin hari semakin ketat persaingan meraih kejayaan. Hanya yang tekun dan berupaya sepenuh hati dan daya upayalah yang akan berjaya

Jadi intinya harapan itu masih terbuka. Ditambah masih ada lagi harapan dari jalur runner-up terbaik. Hanya saja yang terakhir itu sebagiannya berada di luar kawalan timnas Indonesia dan menjadi wilayah kekuasaan Tuhan sebagai penentunya. Oleh karena itu sebagai umat beragama kita wajib selalu memohon pertolongan dari Yang Maha Kuasa.

Terkait masalah doa dan harapan ini pula ada yang pelik dan ganjil di grup ini. Kalau di Malaysia doa yang dipohonkan adalah agar Indonesia berjaye menewaskan pasukan Thailand. Manakala di Indonesia doanya yang dipanjatkan adalah justru moga-moga Malaysia kalah atau minimal seri dari Mongolia...hihihihi...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun