Mohon tunggu...
Marzuki Umar
Marzuki Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Penulis adalah Dosen STIKes Muhamadiyah Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menulis Itu Sehat, Mungkinkah?

25 Desember 2023   09:08 Diperbarui: 25 Desember 2023   09:18 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Tentu sikap efektif yang digambarkan dalam kutipan di atas janganlah dianggap spele. Bayangkan apa yang bakal terjadi bila kondisi tersebut dibiarkan tanpa penanganan yang baik, lama kelamaan juga akan menjadi penyakit, yaitu penyakit jiwa. Kalaulah petaka ini bermuara sesaat dalam jiwanya, sungguh tidak menjadi soal, tapi apabila melekat dan menahun, ini akan menjadi bumerang sepanjang hayat. Hal ini tidaklah seorang pun menginginkannya. Oleh karena itu, perlu adanya solusi positif agar keterpurukan jiwa dapat sirna dan kembali ke ranah sehat.

Menulis yang Terlintas

Sebagaimana kita ketahui bahwa penyakit hati yang sering terjadi antara lain marah. Hal ini bisa saja terjadi di lingkungan keluarga, kantor, dan tempat hubungan sosial lainnya. Kadang kala marah ini dipicu oleh hal sepele atau salah persepsi, yang akhirnya timbul penyakit jiwa yang lebih parah, yaitu dendam. Kondisi lara ini bukan saja berlaku dua atau tiga hari saja, melainkan bisa berlanjut sampai berbulan bahkan bertahun sekalipun. Insiden semacam ini sebenarnya tidak boleh terjadi.

Menindaklanjuti duka lara jiwa seumpama itu, melahirkan karya tulis adalah salah satu ikhtiar positif yang bisa dijalankan. Lantas..., dapatkah menyusun karya tulis itu akan menjadi sehat? Dalam masalah ini mari kita telusuri peristiwa yang lazim muncul di tengah kehidupan kita. Jika terdapat suatu problematika dalam masyarakat,  maka orang yang merasa dikhianati terus memberontak. Mulutnya akan mengeluarkan berbagai hujat dengan istilah-istilah kotornya. Begitu selesai mengeluarkan unek-unek yang dirasakannya, maka kepalanya menjadi ringan. Bahkan, perasaannya pun menjadi lega karena semua yang terpendam telah disalurkan dalam bentuk wicara.

Nah..., apabila segala sesuatu yang kita rasakan dapat terungkapkan melalui tulisan, maka bagaimanapun penatnya akan menghilang. Otak kita akan memilih dan memilah dengan berbagai ungkapan, yang kemudian melahirkan secara sistematis ke dalam sebuah karya tulis. Apabila permasalahan kian bertumpuk di alam pikiran, terlebih itu hal-hal negatif, hendaknya tidak kita pendam dalam jiwa. Menumpahkan segala sesuatunya itu ke dalam tulisan, baik tulisan ilmiah, semi ilmiah atau populer, maupun non-ilmiah akan dapat meringankan beban pikiran dan perasaan.

Bagaimana jika yang terselubung itu berbentuk positif? Kiranya tidak jauh beda. Misalkan saja dalam diri kita ada hal-hal tertentu yang kiranya dapat mengubah atau menggerakkan sesuatu yang bermanfaat bagi kita dan masyarakat. Bila hal semacam ini dipendam tak dikeluarkan ke alur yang tepat,  besar kemungkinan juga akan menjadi penyakit rohaniah. Karenanya, apa saja yang terpikir dan berguna,  sebaiknya dapat diungkapkan secara gamblang ke dalam bentuk tulisan opini. Dengan begitu, unek-unek tersebut tidak membungkam di dalam jiwanya. Akhirnya,  pikiran dan perasaan menjadi cemerlang dan sejahtera.


Senantiasa Berpikir Positif

Guna dapat mewujudkan yang terlintas menjadi karya tulis yang baik, hendaknya kita selalu berpikir positif. Mengapa demikian? Seperti kita ketahui bahwa pikiran itu merupakan gejala jiwa. Apabila kita senantiasa berpikir positif, maka apa pun yang kita perbuat akan menjadi positif, termasuk membuat karya tulis.

Kesimpulan

Berbagai persoalan hidup kian tidak terasingkan dengan lingkungan kita. Jika hal-hal tersebut tidak kita alokasikan ke ranah yang tepat, otomatis itu akan menjadi penyakit. Supaya kondisi duka ini tidak menyelimuti jiwa kita, aktivitas kokret yang dapat kita jalankan tanpa mengeluarkan dana yang banyak adalah menulis. Bila segala sesuatu yang dirasakan sudah kita jabarkan dalam tulisan, maka karat jiwa sudah bersih. Alhasil jiwa kita menjadi segar bugar kembali. Mari...!


Penulis adalah: Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun