Membela Islam Bukan Berarti Jadi Teroris
Kita juga harus meluruskan memperjuangkan Islam bukan berarti radikal teroris dengan konotasi jahat dan merendahkan. Bukan berarti menolak negara. Bukan berarti membenci keberagaman.
Justru dalam sejarah Indonesia, Islam hadir sebagai kekuatan yang merawat kebangsaan, bukan merusaknya.
Para ulama membangun madrasah, rumah sakit, pesantren, dan jaringan sosial. Mereka tidak membuat bom untuk anarkis kekuasaan, tidak menebar teror. Mereka mengisi kemerdekaan dengan pendidikan, ekonomi, dan solidaritas.
Jihad hari ini bukan angkat senjata, tetapi memerangi kebodohan, kemiskinan, korupsi, dan perpecahan. Itulah jihad sejati.
Toleransi: Bukan Mengikuti, Tapi Menghormati
Islam mengajarkan prinsip lakum diinukum waliya diin untukmu agamamu, untukku agamaku. Maka menghormati agama lain bukan berarti mengikuti mereka. Tapi menahan diri dari mencela, dari menista..
Toleransi adalah batas yang saling menjaga martabat, bukan meniadakan identitas. Itulah kekuatan Islam Nusantara sejak dulu yaitu  tegas dalam iman, lembut dalam lisan.
Hijrah 1447 H: Ayo Hijrah dari Fanatisme ke Ukhuwah
Tahun Baru Islam ini, marilah kita berhijrah bersama bukan hanya secara individu, tapi sebagai umat global.