Menjadi anak kos berarti harus bisa mandiri dalam bebrbagai hal, terutama dalam mengelola uang. Setiap awal bulan mungkin dompet terasa seperti tebal karena baru saja mendapatkna kiriman. Sedangkan mulai minggu terakhir, sering kali dompet merasa tipis atau bahkan kosong. Hal ini sudah menjadi hal yang lumrah, terutama di kalangan mahasiswan yang sedang belajar hidup merantau. Namun, dalam Islam sebenarnya sudah mengajarkan prinsip-prinsip keuangan yang dapat menjadi solusi anak kos dalam mengatur uang dengan lebih bijak, bukan hanya sekedar cukup tetapi juga berkah.
Dalam ajaran Islam, uang bukan hanya sekedar alat untuk jual beli, namun juga sebagai hal yang harus bijak dalam penggunaannya. Dalam prinsip keuangan islam menyoroti keseimbangan antara kebutuhan dunia dan tanggung jawab spiritualnnya. Maksudnya adalah setiap pengeluaran dan pemasukannya digunakan dan didapat dengan cara yang halal, jujur, serta tidak berlebihan. Hal ini dikuatkan oleh firman Allah dalam Qs. Al-Furqon:67,
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tangah-tengah anatara yang demikian."
Ayat ini menjelaskan bahwa hidup hemat bukan berarti pelit, tetapi bijak dalam menggunakan uang. Anak kos yang melakukan prinisip ini dapat belajar tentang prioritas kebutuhan dibandingkan keinginan. Misalnya, memilih masak sendiri dibandingkan jajan di luar, atau menabung Sebagian uangnya untuk kebutuhan yang mendadak. Dalam konsep syariah, hal ini disebut qana'ah yaitu merasa cukup dan bersyukur atas apa yang dimiliki.
Selain itu, dalam ajaran Islam juga sangat menganjurkan untuk mencatat pemasukan serta pengeluaran. Dalam hal ini, anak kos dapat mengaplikasikannya dsengan cara sederhana, seperti mencatat pengeluaran harian di buku catatan atau aplikasi keuangan. Langkah ini merupakan awal untuk mencegah pemborosan dan meminimalisir pembelanjaan yang tidak perlu.
Dalam konsep manajemen keuangan syariah mengajarkan untuk Sebagian harta atau rezeki yang didapatkan untuk disalurkan pada kebaikan. Meskipun hidup serba pas-pasan, tetapi anak kos juga masih bisa bersedekah dalam bentu sederhana, contohnya berbagi makanan atau membantu teman yang membutuhkan. Seperti yang sudah disabdakan Nabi Muhammad:
"Sedekah tidak akan mengurangi harta." (HR. Muslim)
Perbuatan ini tidak hanya dapat mempererat hubungan dengan teman, tapi juga dapat menumbuhkan rasa empati dan keberkahan dalam menjalani hidup. Nilai yang terkandung dalam keuangan syariah ini yang menjadi pemebeda dengan konsep konvensional yang hanya berfokus pada keuntungan pribadi.
Di masa yang serba digital ini, banyak juga aplikasi keuangan syariah yang dapat membantu para anak kos dalam mengatur uangnya yang sesuai dengan prinsip islam. Misalnya, dompet digital syariah, tabungan tanpa bunga, hingga fitur zakat dan sedekah online. Dalam hal ini, menunjukkan bahwa keuangan syariah ini dapat diterapkan dengan mudah di kehidupan anak muda saat ini tanpa membrikan Kesan kuno.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2025 menyatakan bahwa presentase literasi keuangan syariah di Indonesia masih rendah di angka 43,42%. Angka ini menunjukkan masih banyak Masyarakat, termasuk anak muda yang belum paham sepenuhnya tentang konsep keuangan syariah itu sendiri. Padahal, apabila hal tersebut dilakukan mulai sejak saat ini, konsep ini dapat membantu membentuk kebiasaan finansial yang sehat dan sesuai prinsip-prinsip Islam.
Penerapan prinsip-prinsip keuangan syariah pada anak kos tidak hanay menjadi Solusi bagi mereka untuk bertahan hidup secara finansial, tetapi juga membentuk karakter. Melalui belajar hemat, jujur, dsn bertanggung jawab dalam mengatur keuangannya. Mereka juga belajar menjadi pribadi yang lebih mandiri dan berintegritas.