Fenomena pencampuran bahasa (code-switching) dalam percakapan sehari-hari sudah menjadi hal yang biasa di era globalisasi ini. Penggunaan istilah asing, pembelajaran bahasa asing sejak dini, dan diskusi yang menggunakan bahasa asing di kelas telah menyebabkan munculnya xenoglosofilia di kalangan mahasiswa, yaitu anggapan bahwa menggunakan bahasa asing terlihat lebih keren dan modern. Hal ini tentu dapat memengaruhi penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri.Â
      Banyak generasi muda yang merasa lebih keren dan modern ketika menggunakan bahasa asing, sehingga mereka cenderung mencampur adukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Fenomena ini menunjukkan bahwa dominasi bahasa asing dapat mengikis rasa bangga dan minat mereka terhadap bahasa Indonesia, yang pada akhirnya dapat mengancam eksistensi bahasa nasional sebagai identitas negara.Â
      Fenomena ini tidak hanya terjadi dalam percakapan sehari-hari, tetapi juga sering ditemukan di dunia akademik, seperti seminar yang menggunakan bahasa asing. Dalam menghadapi hal ini, lembaga pendidikan dan pemerintah memiliki peran penting dalam melestarikan bahasa Indonesia. Langkah-langkah yang dapat diambil adalah dengan membuat kebijakan hukum kebahasaan, mengembangkan kurikulum pendidikan, atau melakukan sosialisasi penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik atau media. Contoh nyata dari upaya ini adalah Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 yang mewajibkan penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan.Â
      Selain itu, masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, harus ikut serta dalam melestarikan bahasa nasional. Langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah membiasakan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam percakapan sehari-hari maupun di lingkungan pendidikan. Kita juga bisa memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan konten kreatif seperti tulisan, puisi, atau video yang memperkenalkan keindahan bahasa Indonesia. Dengan begitu, akan tercipta rasa bangga dan cinta terhadap bahasa ibu.Â
      Fenomena ini memang nyata terjadi di Indonesia. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa bahasa Indonesia tetap sangat penting untuk dilestarikan. Sebagai "generasi emas", masa depan bahasa Indonesia ada di tangan kita semua sebagai penerus bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI