Mohon tunggu...
maryam davina cahyono
maryam davina cahyono Mohon Tunggu... siswa

siswa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Meningkatnya Pencemaran Laut oleh Sampah Plastik

16 Oktober 2025   03:35 Diperbarui: 16 Oktober 2025   03:35 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Tumpukan sampah di pantai Kuta (Sumber: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf) 

Pencemaran sampah plastik di laut Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan tindakan segera. Diperkirakan pada tahun 2025, jumlah sampah plastik yang mengalir ke laut Indonesia mencapai sekitar 800.000 ton, meningkat tajam dibanding tahun 2015. Menurut penelitian Jenna Jambeck (2015), Indonesia menempati peringkat kedua dunia sebagai penghasil sampah plastik ke laut, dengan total sekitar 187,2 juta ton. Akibat pencemaran yang terus berlanjut, kualitas lingkungan laut menurun hingga tidak lagi memenuhi standar kelayakan dan fungsinya. Penumpukan plastik di laut juga menjadi ancaman nyata bagi makhluk hidup yang bergantung pada ekosistem laut.

Sebagian besar plastik yang berakhir di laut berasal dari aktivitas manusia, seperti limbah rumah tangga, kemasan sekali pakai, dan sampah plastik lainnya. Sampah-sampah ini terbawa aliran sungai hingga akhirnya bermuara di laut. Di sana, plastik dapat membunuh berbagai spesies laut karena tertelan, tersangkut, atau melilit tubuh mereka. Plastik yang tidak bisa terurai juga dapat menyumbat saluran pernapasan atau menghambat pergerakan hewan laut.

Salah satu jenis plastik yang paling berbahaya adalah mikroplastik — potongan plastik berukuran kurang dari 5 milimeter yang mudah menumpuk dalam jumlah besar. Mikroplastik mampu menyerap zat kimia berbahaya dan masuk ke tubuh organisme laut seperti ikan, moluska, dan plankton. Zat ini dapat mengganggu fungsi organ dan menurunkan kesehatan hewan laut. Lebih parah lagi, mikroplastik dapat masuk ke rantai makanan, dari organisme kecil hingga manusia yang mengkonsumsi hasil laut terkontaminasi.

Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan tindakan nyata dari pemerintah dan masyarakat. Edukasi tentang bahaya pencemaran laut akibat limbah plastik perlu terus dilakukan agar masyarakat lebih sadar dalam mengelola sampah. Langkah sederhana seperti menggunakan barang pakai ulang, memilih bahan yang mudah terurai, dan mengurangi plastik sekali pakai bisa memberi dampak besar. Kegiatan bersih pantai secara rutin juga membantu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke laut. Selain itu, pengawasan limbah industri perlu diperketat agar zat berbahaya tidak mencemari perairan. 

Jika langkah-langkah ini dijalankan oleh seluruh lapisan masyarakat secara konsisten, pencemaran laut bisa berkurang dan ekosistem laut dapat pulih perlahan. Menjaga kebersihan laut bukan hanya soal melindungi ikan atau karang, tetapi juga tentang menjaga masa depan kita. Laut adalah sumber makanan dama mata pencaharian bagi ribuan, bahkan jutaan orang. Jika kualitasnya menurun, kita juga akan merasakan dampaknya. Oleh karena itu, menjaga kebersihan laut menjadi hal yang sangat penting.

Sumber:

  • Akbar, Muh, and Aqila Maghfira. 2022. “Pengaruh Sampah Plastik Dalam Pencemaran Air Laut DI KOTA MAKASSAR.” Seminar Sains Dan Teknologi Kelautan6(November):1–6

  • Kalor, John Dominggus, Efray Wanimbo, and Poppy Ida Ayer. 2021. “Strategi Penanggulangan Pencemaran Sampah Plastik Di Perairan Teluk Youtefa Kota Jayapura Papua.” JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia)2(3):176–83. doi: 10.36596/jpkmi.v2i3.182

  • Aulia Ryza Aqilla, Abdul Razak, Eri Barlian, Nurhasan Syah, & Skunda Diliarosta. (2023). Pengaruh Sampah Plastik Dalam Pencemaran Air. Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu, 1(6), 275–280. https://doi.org/10.59435/gjmi.v1i6.203

  • Handayani, V. P. (2024). DAMPAK SAMPAH PALSTIK TERHADAP EKOSISTEM LAUT GENDING PROBOLINGGO. Pedago Biologi Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi, 11(2). https://doi.org/10.30651/pbjppb.v11i2.1922 

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Nature Selengkapnya
    Lihat Nature Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun