Pandemi perlahan dapat kita sikapi. Pembelajaran yang semula dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) kini mulai beralih luring (luar jaringan). Pembelajaran tatap muka, yang merupakan moda belajar harapan orang tua telah dilaksanakan di sekolah-sekolah. Terlepas dari efektif atau tidak nyatanya penegakan protokol kesehatan nyaris susah ditanamkan.Â
"Siswa disuruh pakai masker dengan benar? Susahnya minta ampun. Apalagi anak SD (Sekolah Dasar), bawaannya kalau bertemu teman-temanya kejar-kejaran melulu." Kata Salah satu teman guru yang enggan disebut namanya.Â
Pandemi selama hampir dua tahun memunculkan rasa rindu kejar-kejaran. Suatu aktifitas yang asyik dan tidak dijumpai saat mereka belajar dari rumah. Menikmati suasana kebersamaan sejatinya sangat rawan akan pelanggaran protokol kesehatan.Â
Kendatipun deretan poster, banner maupun himbauan sudah ada dan terpasang di tempat strategis, namun masih ada saja sebagian dari mereka yang abai. Kita sadar bahwa kepatuhan terhadap protokol kesehatan sejatinya berasal dari dalam diri individu. Tidak hanya dari banyaknya himbauan yang terpasang.Â
Sebagai warga negara yang bijak, sudah sepatutnya kita mengajak pada diri sendiri dan orang-orang dekat agar senantiasa menaati dan mematuhi protokol kesehatan. Bukan sekedar takut terhadap aturan, namun lebih dari itu. Kepatuhan terhadap aturan sejatinya menunjukkan kualitas bangsa tercinta ini di mata dunia.Â
Akhirnya, semoga pandemi segera berlalu. Meski demikian, kebiasaan-kebiasaan baik yang selama ini kita terapkan tetap harus kita tanamkan. Untuk masa depan anak, cucu kita.Â