Mohon tunggu...
Marwiyah
Marwiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menolak Lupa, Melawan Lengah: Darurat Narkoba di Sekitar Kita

30 April 2025   20:45 Diperbarui: 30 April 2025   20:40 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pusaran modernisasi dan globalisasi yang begitu cepat, berbagai tantangan sosial kian kompleks. Salah satu masalah yang masih menjadi momok serius di Indonesia bahkan dunia adalah penyalahgunaan narkoba. Bukan sekadar isu hukum atau kesehatan semata, narkoba telah menjadi ancaman multidimensi yang menggerus masa depan generasi muda, menghancurkan keluarga, dan melemahkan fondasi bangsa.

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), Indonesia berada dalam kondisi darurat narkoba. Setiap tahunnya, ribuan nyawa melayang akibat zat adiktif ini, dan jutaan lainnya masih terjebak dalam lingkaran setan penyalahgunaan narkotika. Ironisnya, narkoba tak hanya menyasar kalangan tertentu, tetapi merambah ke berbagai lapisan masyarakat.

Fenomena ini mencerminkan satu hal: narkoba bukan hanya persoalan individu, tetapi persoalan struktural dan kultural. Di balik maraknya peredaran narkoba, ada celah hukum yang belum optimal ditegakkan, ada kesenjangan sosial yang memicu frustrasi, dan ada kurangnya edukasi yang mumpuni sejak dini. Banyak pengguna awalnya tergiur karena tekanan lingkungan, keinginan coba-coba, hingga stres yang tidak tertangani secara sehat.

Namun, menyalahkan korban bukanlah jalan keluar. Justru yang perlu ditekankan adalah bagaimana masyarakat dan negara hadir untuk menyelamatkan, bukan menghakimi. Rehabilitasi harus menjadi pendekatan utama, bukan sekadar pemenjaraan yang seringkali tidak menyelesaikan akar masalah. Negara perlu menginvestasikan lebih banyak sumber daya untuk layanan kesehatan mental, penyuluhan di sekolah, dan pemberdayaan ekonomi terutama di daerah rawan narkoba.

Media massa dan platform digital seperti Kompasiana pun memiliki peran penting. Dengan literasi yang kuat, media dapat menjadi sarana edukatif untuk menyebarkan kesadaran, membagikan kisah inspiratif dari para penyintas, serta membuka ruang diskusi yang konstruktif tentang bagaimana menangani masalah ini secara komprehensif.

Perlu kita sadari bahwa narkoba bukan hanya merusak tubuh, tetapi juga menghancurkan potensi. Setiap generasi muda yang terjerat narkoba adalah potensi emas bangsa yang sirna. Maka dari itu, upaya pencegahan harus dimulai dari keluarga unit terkecil dalam masyarakat. Komunikasi yang terbuka, pendidikan nilai-nilai, dan perhatian emosional menjadi benteng utama dalam membangun daya tahan anak terhadap godaan narkoba.

Kesadaran kolektif adalah kunci. Tidak cukup hanya pemerintah yang bergerak, tetapi seluruh elemen bangsa pendidik, tokoh agama, pemuda, hingga masyarakat sipil harus bersatu. Karena perang terhadap narkoba bukan hanya tanggung jawab aparat, melainkan panggilan moral kita semua sebagai anak bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun