Mohon tunggu...
marwindi sitohang
marwindi sitohang Mohon Tunggu... Mahasiswa

Anasera

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Rupiah di Tengah Perkembangan Ekonomi Digital

5 November 2024   20:43 Diperbarui: 5 November 2024   21:10 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengelolaan uang rupiah di Indonesia merupakan proses yang melibatkan perencanaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap sirkulasi serta stabilitas nilai mata uang nasional. Sebagai negara berkembang dengan ekonomi yang terus tumbuh, pengelolaan uang rupiah memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan ekonomi dan kepercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang. Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) merupakan lembaga yang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan uang rupiah, baik dari sisi produksi, distribusi, hingga pemeliharaan nilai.

1. Produksi dan Distribusi Uang Rupiah

roses produksi uang rupiah dilakukan oleh Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) yang ditunjuk oleh pemerintah. Perum Peruri memproduksi uang kertas dan uang logam dengan berbagai pecahan sesuai kebutuhan ekonomi. Setelah proses pencetakan selesai, uang rupiah disalurkan oleh Bank Indonesia ke bank-bank komersial serta lembaga keuangan lainnya untuk didistribusikan kepada masyarakat.Bank Indonesia secara berkala mengatur distribusi uang ke seluruh pelosok negeri, terutama di daerah-daerah terpencil. Ini dilakukan untuk memastikan setiap warga negara memiliki akses terhadap uang rupiah dan sistem pembayaran nasional berjalan lancar. Salah satu tantangan dalam distribusi ini adalah memastikan pasokan uang tetap mencukupi, terutama pada masa-masa permintaan tinggi seperti Lebaran dan Natal.

2. Kebijakan Moneter dan Stabilitas Nilai Tukar

Pengelolaan uang rupiah juga berkaitan erat dengan kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia menerapkan berbagai instrumen kebijakan moneter, seperti suku bunga acuan (BI Rate) dan operasi pasar terbuka. Suku bunga acuan ini digunakan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing.Operasi pasar terbuka, yang melibatkan penjualan dan pembelian surat berharga negara (SBN), dilakukan untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Ketika inflasi meningkat, BI akan mengurangi jumlah uang beredar dengan menjual SBN, yang diharapkan dapat menekan permintaan dan menjaga kestabilan harga. Sebaliknya, ketika ekonomi melambat, BI dapat menambah jumlah uang beredar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

3. Pengawasan dan Penanggulangan Uang Palsu

Salah satu aspek penting dalam pengelolaan uang rupiah adalah pengawasan terhadap peredaran uang palsu. Uang palsu dapat merugikan masyarakat dan mengganggu stabilitas ekonomi. Bank Indonesia, bekerja sama dengan pihak kepolisian, secara aktif melakukan kampanye edukasi kepada masyarakat agar mereka bisa mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah, seperti tanda air, benang pengaman, dan hologram.Bank Indonesia juga menerapkan teknologi pengamanan yang semakin canggih pada setiap lembar uang kertas. Fitur-fitur keamanan ini tidak hanya membantu mencegah pemalsuan tetapi juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rupiah sebagai alat transaksi yang sah dan andal.

4. Upaya Edukasi dan Inklusi Keuangan

Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan literasi keuangan masyarakat, Bank Indonesia juga melakukan berbagai program edukasi mengenai pentingnya pengelolaan uang dan penggunaan rupiah secara bijak. Edukasi ini bertujuan agar masyarakat memahami pentingnya menabung, mengelola utang dengan bijak, dan merencanakan keuangan. Selain itu, program inklusi keuangan diperkenalkan untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil, memiliki akses terhadap layanan perbankan. Dengan adanya inklusi keuangan, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah melakukan transaksi menggunakan uang rupiah, baik secara tunai maupun non-tunai.

5. Digitalisasi dan Transformasi Uang Elektronik

Di era digital, pengelolaan uang rupiah tidak lagi terbatas pada uang fisik. Bank Indonesia mendorong penggunaan uang elektronik dan transaksi digital untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan transaksi. Uang elektronik seperti dompet digital dan pembayaran berbasis QR Code semakin populer dan membantu mengurangi penggunaan uang tunai di masyarakat. Hal ini juga diharapkan dapat mengurangi risiko peredaran uang palsu serta menekan biaya produksi dan distribusi uang kertas.Bank Indonesia mengembangkan standar pembayaran QRIS (Quick Response Indonesia Standard) sebagai standar nasional untuk transaksi berbasis QR Code. QRIS memudahkan masyarakat dalam bertransaksi menggunakan aplikasi pembayaran digital dari berbagai platform yang telah terintegrasi, menciptakan ekosistem transaksi yang lebih aman, cepat, dan praktis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun