Shoshin adalah konsep dari tradisi Zen Jepang yang mengajarkan bahwa untuk mencapai kebijaksanaan dan kemajuan, kita perlu mempertahankan pikiran pemula atau pikiran yang terbuka. Dalam arti lain, kita harus senantiasa memiliki keingintahuan dan keterbukaan untuk belajar hal-hal baru dan mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda. Menerapkan konsep Shoshin dalam kehidupan sehari-hari dapat membawa manfaat yang luar biasa. Salah satu manfaatnya adalah kemampuan untuk menemukan kebenaran dan kehadiran dalam kehidupan kita. Dengan mempertahankan pikiran pemula, kita dapat melihat dunia dengan cara yang berbeda, dan kemudian memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.
Contoh konkret dari penerapan konsep Shoshin adalah dengan menghilangkan preconceived notions atau prasangka tentang seseorang atau suatu hal sebelum mempelajarinya secara lebih mendalam. Misalnya, ketika bertemu seseorang yang baru, jangan langsung menilai atau mengasumsikan sesuatu tentang mereka berdasarkan penampilan mereka atau apa yang orang lain katakan tentang mereka. Sebaliknya, coba dekati mereka dengan pikiran yang terbuka dan tanpa prasangka, belajar tentang latar belakang mereka dan menemukan kebenaran tentang siapa mereka sebenarnya. Selain itu, dengan menerapkan konsep Shoshin, kita juga dapat meningkatkan kemampuan kita untuk belajar dan tumbuh. Ketika kita mempertahankan pikiran pemula, kita menempatkan diri kita dalam posisi untuk terus belajar dan berkembang. Dalam menghadapi tantangan atau masalah, kita tidak akan terjebak dalam pemikiran rutin atau terus-menerus melakukan hal yang sama, tetapi justru mencoba pendekatan baru dan mencari solusi yang lebih efektif.
Terakhir, konsep Shoshin juga membantu kita untuk hidup dengan lebih sadar dan lebih memahami kehadiran kita di dunia ini. Dengan mempertahankan pikiran pemula, kita menjadi lebih terbuka untuk mengeksplorasi pengalaman baru dan menemukan makna yang lebih dalam dalam kehidupan kita. Hal ini membantu kita untuk hidup dengan lebih bermakna dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Untuk menerapkan konsep Shoshin dalam kehidupan sehari-hari, pertama-tama kita perlu menyadari bahwa kita tidak tahu segalanya dan selalu ada ruang untuk belajar dan tumbuh. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, cobalah untuk melakukannya dengan kesadaran penuh dan berusaha untuk tidak membiarkan pikiran dan prasangka sebelumnya menguasai tindakan kita.
Ketika kita berbicara dengan orang lain, kita harus mempraktekkan pendekatan terbuka dan tanpa prasangka, dan mempertimbangkan sudut pandang orang lain. Ini dapat membantu kita memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang orang lain dan meningkatkan hubungan sosial kita. Kita juga dapat menerapkan konsep Shoshin dalam belajar dan menghadapi masalah. Cobalah untuk melihat setiap masalah sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, dan jangan takut untuk mencoba pendekatan baru dan kreatif dalam menyelesaikannya. Ini akan membantu kita untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan kita, serta meningkatkan kemampuan kita dalam menghadapi tantangan.
Selain itu, kita dapat menerapkan konsep Shoshin dalam meditasi dan refleksi diri. Dalam meditasi, kita dapat mempraktekkan pikiran yang terbuka dan memperkuat kesadaran kita terhadap diri kita sendiri dan lingkungan sekitar. Dalam refleksi diri, kita dapat mengevaluasi prasangka atau pola pikir yang mungkin menghambat pertumbuhan kita dan mencari cara untuk mengatasi mereka. Namun, menerapkan konsep Shoshin tidak selalu mudah. Ada banyak faktor yang dapat menghambat kemampuan kita untuk mempertahankan pikiran pemula dan keterbukaan, seperti ego, kecenderungan untuk mengambil jalan yang mudah, atau ketidaknyamanan dalam menghadapi ketidakpastian.
Untuk mengatasi hambatan ini, penting bagi kita untuk mempraktekkan kesabaran, ketekunan, dan keberanian. Kita harus menghargai proses belajar dan pertumbuhan, dan tidak mengharapkan hasil instan atau kepuasan segera. Kita harus terus berusaha untuk membuka pikiran dan hati kita, dan mempertahankan keingintahuan dan keterbukaan dalam menjalani kehidupan. Terakhir, kita juga harus ingat bahwa Shoshin adalah konsep yang dapat terus berkembang seiring waktu. Kita harus terus mengasah kemampuan kita untuk mempertahankan pikiran pemula dan terus belajar dan tumbuh, tidak hanya dalam hal pengetahuan tetapi juga dalam hal kebijaksanaan dan kesadaran. Dengan cara ini, kita dapat mencapai kehidupan yang lebih kaya, lebih berarti, dan lebih memuaskan, dan membangun hubungan yang lebih harmonis dengan dunia dan orang-orang di sekitar kita.
Dalam kesimpulannya, Shoshin adalah konsep yang berasal dari tradisi Zen Jepang yang menekankan pentingnya mempertahankan pikiran pemula atau kegembiraan belajar dalam kehidupan. Menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu kita untuk menemukan kebenaran dan kehadiran dalam keterbukaan dan keingintahuan. Untuk menerapkan konsep Shoshin, kita perlu menyadari bahwa kita tidak tahu segalanya dan selalu ada ruang untuk belajar dan tumbuh. Kita juga perlu mempraktekkan pendekatan terbuka dan tanpa prasangka dalam berbicara dengan orang lain, belajar, dan menghadapi masalah. Selain itu, kita dapat mempraktekkan konsep Shoshin dalam meditasi dan refleksi diri. Namun, menerapkan konsep Shoshin tidak selalu mudah dan membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan keberanian. Kita harus menghargai proses belajar dan pertumbuhan, dan terus berusaha untuk membuka pikiran dan hati kita. Dengan mempraktekkan konsep Shoshin secara teratur, kita dapat mencapai kebijaksanaan dan kemajuan dalam kehidupan kita, hidup dengan lebih sadar, dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI