Mohon tunggu...
Muh Ma'rufin Sudibyo
Muh Ma'rufin Sudibyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Langit dan Bumi sahabat kami. http://ekliptika.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Saat Bumi Diteropong dari Saturnus dan Merkurius

23 Juli 2013   16:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:09 2799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_276956" align="aligncenter" width="488" caption="Bumi (tanda panah), diabadikan dari jarak 1,445 milyar kilometer oleh Wahana Cassini dengan kamera medan pandang lebar. Di latar depan nampak siluet tubuh planet Saturnus (kiri atas) serta sebagian bentangan cincin-cincinnya. Sumber : NASA/JPL/Space Science Institute, 2013."][/caption] Kecil, putih kebiruan dan pucat. Begitulah gambaran Bumi si planet biru yang menjadi tempat tinggal umat manusia saat diabadikan dari dua titik berbeda di kedalaman angkasa yakni dari lingkungan Merkurius dan Saturnus pada Jumat 19 Juli 2013 lalu. Inilah peristiwa bersejarah. Untuk pertama kalinya Bumi diabadikan dari dua titik yang berbeda oleh dua wahana antariksa tak-berawak yang letaknya hampir berseberangan dalam waktu hampir bersamaan. Foto yang dihasilkan tak hanya sekedar memiliki arti teknis, namun juga filosofis terkait kedudukan Bumi dan umat manusia di lingkup jagat raya. Badan antariksa AS (NASA) menugaskan dua wahana antariksanya, masing-masing Cassini dan Messenger, untuk mengabadikan Bumi dari lokasinya masing-masing bersamaan dengan kampanye Wave at Saturn sekaligus peringatan pendaratan manusia pertama di Bulan, pada 19 Juli 2013 lalu. Cassini merupakan wahana antariksa penyelidik Saturnus yang diluncurkan dari Bumi pada 15 Oktober 1997 silam dan tiba di Saturnus pada 1 Juli 2004. Cassini merupakan salah satu wahana antariksa tak berawak terberat dan termahal yang pernah diluncurkan, namun pekerjaannya di lingkungan planet Saturnus telah mengungkap banyak rahasia mengagumkan yang semula menyelubungi planet ini, mulai dari cincin hingga satelit alami (Bulan)-nya. Sebaliknya Messenger tergolong misi antariksa berbiaya murah dan baru diluncurkan pada 3 Agustus 2004 dengan target planet Merkurius. Messenger tiba di orbit Merkurius pada 18 Maret 2011 dan masih terus bekerja mengungkap karakter permukaan dan memburu kemungkinan satelit alami (Bulan) dari planet terdekat dengan Matahari itu. [caption id="attachment_276957" align="aligncenter" width="515" caption="Bumi dan Bulan diabadikan wahana Cassini dari jarak 1,445 milyar kilometer dengan kamera medan pandang sempit. Sumber : NASA/JPL/Space Science Institute, 2013."]

1374570982784512645
1374570982784512645
[/caption] Saat mengabadikan Bumi pada 19 Juli 2013 lalu, Cassini berada pada jarak 1.445 juta kilometer dari Bumi. Dari posisi Cassini pada saat itu, Bumi berada dalam medan pandang kamera yang menjadi bagian instrumen ISS (Imaging Science Subsytem)-nya dengan Matahari tertutupi/tergerhanai oleh badan Saturnus. Normalnya, jika Matahari tak tergerhanai, sangat sulit untuk mengabadikan Bumi dari orbit Cassini di Saturnus karena terlalu benderangnya sinar Matahari, yang bahkan bisa berpotensi merusak instrumen. Dari jarak sejauh itu, kamera medan pandang lebar Cassini hanya sanggup mendeteksi Bumi sebagai bintik cahaya kebiruan nan redup tanpa bisa mendeteksi Bulan. Sebaliknya kamera medan pandang sempitnya mampu membedakan Bumi dan Bulan, namun keduanya tetap terlihat sebagai bintik cahaya mirip bintang semata tanpa menampakkan ciri-ciri khas Bumi maupun Bulan sebagaimana yang kita kenal. Dari Saturnus, Bumi hanya terlihat sebagai bintik cahaya redup dengan magnitudo +2 sementara Bulan lebih redup lagi, yakni +6. [caption id="attachment_276958" align="aligncenter" width="425" caption="Bumi dan Bulan diabadikan wahana Messenger dari jarak 98 juta kilometer dengan kamera medan pandang sempit. Sumber : NASA/JPL/Space Science Institute, 2013."]
13745710829275710
13745710829275710
[/caption] Pada saat yang hampir sama Messenger pun mengabadikan Bumi namun pada jarak yang jauh lebih dekat, yakni 98 juta kilometer. Tak seperti Cassini, Messenger tak mengalami kesulitan dalam mengarahkan kameranya ke Bumi karena tak terganggu oleh kedudukan Matahari. Messenger menggunakan kamera medan pandang lebar instrumen MDIS (Mercury Dual Imaging System) untuk membidik Bumi dan Bulan. Dari Merkurius, Bumi nampak sebagai bintik cahaya benderang dengan magnitudo -4,5 sementara Bulan memiliki magnitudo -0,4. [caption id="attachment_276959" align="aligncenter" width="458" caption="Seperti apa panorama Bumi dan Bulan dilihat dari Merkurius? Citra ini bisa menjadi analoginya. Bumi bakal seperti bintik terang Venus yang di sini tertutupi pohon, hanya tampak pendar cahayanya. Sementara Bulan bakal seperti bintik bintang Betelgeuse, yang juga terang namun kalah jauh dibanding Venus. Sumber : dokumentasi pribadi, 2012."]
13745711231084220016
13745711231084220016
[/caption] Foto-foto Cassini dan Messenger tak hanya penting secara teknis sebagai bagian pengujian kemampuan instrumen pencitra, namun juga memiliki arti lebih mendalam seiring kedudukan manusia dalam jagat raya. Dari jarak 1,445 milyar kilometer itu Bumi hanya terlihat sebagai sebuah bintik cahaya redup. Bahkan dari kejauhan 98 juta kilometer pun tak ada yang membuat Bumi nampak istimewa di tengah kekosongan langit tata surya kita. Apalagi di tengah-tengah jagat raya yang mahaluas, Bumi tak lebih dari setitik debu. [caption id="attachment_276960" align="aligncenter" width="514" caption="Seperti apa panorama Bumi dilihat dari Saturnus? Citra ini bisa menjadi analoginya. Bumi bakal sama dengan bintik redup bintang Mintaka yang bertetangga dengan bintang terang Betelgeuse, sesama penghuni rasi Waluku (Orion). Sumber : dokumentasi pribadi, 2012."]
13745712081618479603
13745712081618479603
[/caption] Namun bagi kita, umat manusia, pandangan itu sangat kontras. Inilah tempat tinggal kita. Inilah tempat siapapun yang kita cintai, siapapun yang kita benci, siapapun pernah kita ketahui hingga siapapun yang pernah kita dengar tinggal dan menjalani tahapan kehidupannya. Inilah tempat dimana canda bahagia dan lara duka bercampur aduk menjadi satu, pun demikian beragam ideologi, doktrin, kepercayaan dan agama. Inilah tempat para pahlawan dan penghianat, pembangun dan penghancur peradaban, raja dan rakyat, orang-orang hebat dan orang-orang bejat hingga kalangan yang peduli dan yang tidak bertempat tinggal. Semua hidup di tempat yang sejatinya hanya setitik debu yang mengapung-apung di gelimang sinar mentari. Inilah Bumi kita, satu-satunya lokasi di tata surya dan bahkan mungkin di jagat raya (hingga) kini yang diketahui sebagai tempat manusia hidup dan berkembang biak hingga mencapai populasi 6 milyar orang pada saat ini. Inilah anugerah terberi dari Illahi yang Maha Tinggi meski sangat jarang dipahami. Hanya Bumi-lah yang bisa mendukung kehidupan, sebagai kombinasi unik akan posisinya di lingkup tata surya dan jagat raya, yang membuatnya tidak terlalu dingin namun juga tak terlalu panas, tidak terlalu banyak menerima radiasi kosmik galaktik namun juga tak kekurangan radiasi. Inilah Bumi kita, tempat yang sedari awal tercipta untuk manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun