Mohon tunggu...
Marudut Parsaoran Anakampun
Marudut Parsaoran Anakampun Mohon Tunggu... Penulis - Hidup harus berekspresi, menulis dan berpikir.

Perjalanan hidup sesorang dimulai dari titik nol dan terbentuk sendiri oleh alam dan lingkungan. Perjalan hidup akan membentuk jati diri dan karakter . tanpa disadari kita akan dipaksa untuk membuat suatu pilihan, pilihan itu yang akan menentukan siapa kita. jiwa dan raga akan berjalan beriringan namum tidak akan bersatu. tetapi dalam satu titik ada masa untuk bertolak belakang.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Lika-liku Kabupaten Pakpak Bharat

10 Februari 2019   01:57 Diperbarui: 9 Juni 2019   11:11 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Pakpak Bharat menginjakkan usia yang ke lima belas tahun saat ini.  Lahir atas pencetusan undang-undang nomor 9 tahun 2003, atas Pemekaran dari wilayah induk kabupaten Dairi. Ini adalah cikal bakal Program pamungkas Pemerintah pada saat itu. Otonomi daerah adalah sebuah langkah dalam pemerataan pembangunan di NKRI. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Pemangku kepentingan di NKRI, khusus di kabupaten Dairi dalam hal pemekaran wilayah daerahnya, cendikiawan dan pemangku kepentingan mengambil dengan cepat dan sigap peluang itu, sebuah investasi besar berharga. Investasi untuk ikut merasakan kenikmatan dana dan anggaran dari pemerintah pusat ke daerah.

Kabupaten Dairi penduduk asli suku Pakpak, cenderung agak, seperti terkucilkan pada masa itu.  Atas dasar ketimpangan sosial, perlakuan, imajinasi terkucilnya suku Pakpak,  maka pemikir dan cendikiawan mengambil peluang dan kesempatan emas, pada masa itu program pemerintah atas otonomi daerah sedang membuming. Otonomi adalah kunci utama. 

Pada akhir dan saat tertentu, berkat kerja keras dan pemikiran cendikiawan terbentuklah Kabupaten Pakpak Bharat hasil pemekaran wilayah dari kabupaten Dairi. Dalam benak dan cita cita suka pak pak bahwa kabupaten Pakpak Bharat sebagai benteng terakhir regenerasi suku Pakpak cetus segelintir cendikiawan pemangku kepentingan. Dampak dari ketidakadilan dan terjadi krisis paradigma terhadap suku Pakpak. Sehingga gejolak pemekaran terus dikumandangkan.

dokpri
dokpri

Kabupaten Pakpak Bharat dihuni oleh mayoritas Suku Pakpak. Dulu, ditahun 2002 kabupaten ini masih dalam bentuk kecamatan, Kecamatan Salak namanya. Kecamatan lebih tua dari pada kecamatan yang ada di kabupaten Dairi, kecamatan terpinggirkan dan terkucilkan saat itu. Kecamatan yang dihuni oleh asli suku Pakpak, dengan keterbatasan jauh dari ketercukupan rohani dan jasmani pengisinya. Katanya dulu pada jaman sebelum Masehi daerah ini penghasil kapur Barus, konon Barus adalah barang komoditas dikonsumsi oleh raja Firaun, sebagai dupa dan wewangian,  kecamatan yang nilai batin dan ketangkasan jiwa masih dominan pada saat itu. Sakit penyakit disembuhkan dengan kekuatan alam semesta yang mereka anut, mungkin masih dikatakan alami dan primitif. Mejan diyakini sebagai pelindung dan Kramat sakti. Mejan sebuah patung gajah yang ditunggangi oleh raja, memiliki nilai mistis dan daya kuat alam semesta yang begitu tinggi, katanya.   Sebuah kecamatan kecil yang mengandung makna tersendiri. Makna diluar akal logika dan imajinasi. Barangkali ini alasan mengapa Raja Sisingamangaraja XII betah dan tinggal disana, atau pun mungkin saja, beliau memang lahir dan tinggal disana,  dan akhirnya mati tertembak tidak jauh dari wilayah itu, siapa yang tau? Atau barangkali pusaka terpendam disana, who knows? Hal ini yang menjadikan daerah ini unik dan memiliki nilai majis berbalutkan adat-istiadat.

dokpri
dokpri
Nah, kembali lagi ke topik, sebagai buah pikiran atas penggagas pemekaran, menumbuhkan semangat untuk lebih maju dan berkembang. Pemikiran dan optimis itu yang menjadi dasar tumbuhnya pemekaran itu. Keinginan untuk maju menuju yang lebih baik. Mencoba membuka mata dan pikiran keluar, mengikuti jaman. Membangun paradigma baru bagi suku Pakpak untuk lebih maju.  Meningkatkan taraf hidup masyarakat Pakpak, tentunya orang Pakpak akan lebih dikenal dan dipertimbangkan.

Kabupaten Pakpak Bharat menyiratkan idiologi bage ate rejeki, bage tennah sodip. Menjadi semboyan dan pembakar semangat dan darah andrenalin untuk maju dan berkembang. sebuah doa menjadi tameng untuk bergerak cepat secepat langkah "biahat/ Mpung Ndaoh" red biahat, harimau. Sapaan Njuah njuah, sebagai penghantar membangun hubungan dan silaturahmi.

Lima belas tahun umur kabupaten Pakpak Bharat, yang sudah dipimpin oleh lebih kurang delapan kepemimpinan kepala daerah, telah menjalankan roda-roda pemerintahan, pembangunan dan pembenahan layaknya sebuah kabupaten. Dulunya kabupaten ini tergolong kecil dan sangat tertinggal, kini mulai berbenah dan agak kelihatan lebih maju berkembang. Pendidikan dan kesehatan juga mulai lebih membaik, boleh dikatakan disegala sektor berkembang secara signifikan.

Berbanding lurus dengan anggaran yang digelontorkan oleh pemerintah pusat ke daerah ini, dana bantuan dan hibah yang mengalir ke kabupaten ini, sudah barang tentu pembangunan akan terjadi, usapan dan sentuhan pemerintah kepada pemerintah itu terasa, seharusnya/ideal. 

Yang dulunya kabupaten ini hanyalah sebuah desa kecil namun berkat otonomi daerah, daerah ini bisa merasakan kucuran dana dan anggaran seperti kabupaten lainnya. Merasakan pembangunan dimana-mana, menggerakkan dan mengangkat daya beli masyarakat. Mulusnya jalan dari desa ke desa. Bahkan semakin tinggi nilai daya beli masyarakat itu. Perkantoran dan fasilitas lainnya di pemerintah diatas standard rata rata. Pembangunan sekolah dan fasilitas kesehatan sudah semakin banyak dan layak fungsi.

Dari semua perjalanan kepemimpinan di kabupaten Pakpak Bharat, Remigo Yolanda Berutu adalah salah seorang Bupati lebih lama dan betah menjalankan roda-roda pemerintahan pada saat itu, banyak hal dan terobosan terobosan baru yang telah dilakukan dalam menggerakkan pembangunan, dengan gaya elegan dan jiwa muda Remigo Yolanda Berutu telah memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pembenahan di kabupaten ini. Membangun dari nol, dari yang tidak ada, sebutannya. Berimajinasi kabupaten nagari diatas awan, sebutnya. Pemilik standar kompetensi tinggi untuk memimpin, berbaur dengan kemajuan dan perkembangan pikiran modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun