Mohon tunggu...
Marto
Marto Mohon Tunggu... -

Manusia sederhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Medan dan Ruang Publiknya

1 Oktober 2015   17:02 Diperbarui: 2 Oktober 2015   10:51 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai ruang publik (public space) tentu kita akan berpikir tentang sebuah ruang terbuka yang bertujuan sebagai wadah berinteraksi antar sesama masyarakat. Namun jauh dari situ dalam kehidupan sehari-hari untuk sekedar bersalam sapa atau say hello memang dapat kita lakukan kapan pun dan dimana pun, tidak memandang status sosial dan tempat. Karena pada dasarnya esensi dari sebuah kehidupan di semesta ini adalah untuk bersosialisasi terhadap segala unsur yang terdapat di dalamnya. Dapat kita bayangkan apabila kita hidup sendiri di dunia yang fana ini, gila bukan ? Sebagai mahluk ciptaan yang sempurna di mata sang pencipta, manusia sebagai mahluk sosial sudah menjadi hakikatnya harus saling berinteraksi antara manusia satu dengan yang lainya. Akan tetapi seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang pesat membuat hakikat tersebut terkikis oleh perjalanan waktu. Ada begitu banyak faktor penyebab tergerusnya sifat dasar manusia sebagai mahluk sosial. Dalam kehidupan modern saat ini kemajuan teknologi dalam hal ini gadget menjadi pelaku utama. Berangkat dari kasus inilah untuk menjembatani kerenggangan sosial tersebut diperlukan sebuah wadah ruang publik yang mampu menyerap setiap elemen masyarakat. Belakangan pemerintah sudah menggalakkan program ini yang dimulai dari beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung dan juga Bali.

Di kota tempat saya berkelana sendiri yakni di Medan, ada terdapat beberapa ruang publik serupa taman yang sering digunakan oleh masyarakat untuk berbagai macam kegiatan. Sebut saja salah satu yang umum adalah untuk melakukan jogging. Berikut ini beberapa taman kota yang berada di pusat kota Medan.

 

Taman Lapangan Merdeka (Merdeka Walk)

Taman ini terletak di pusat jantung kota Medan yaitu Jl. Perintis Kemerdekaan yang berhadap-hadapan dengan hotel internasional Grand Aston. Dikelilingi oleh perkantoran elit BUMN seperti Kantor Pos dan gedung Bank Mandiri diikuti oleh Stasiun KA yang persis berada di belakang salah satu pintu masuk taman ini. Akses yang mudah dari segala penjuru kota Medan membuat kawasan ini menjadi spot nomor satu bagi kawula muda untuk berkumpul. Sudah tak asing apabila lokasi ini dijadikan oleh sebagian orang pengunjung dari luar kota dan daerah sebagai titik temu. Dari segi lokasi tempat ini memang sangat strategis dijadikan sebagai tempat berbagai macam event.

 

 image: dok.pribadi

Apabila di pagi hingga sore hari taman ini dijadikan tempat jogging, jalan-jalan dan sekedar tempat singgahan, maka menjelang malam hari taman ini seperti disulap dan akan berubah menjadi tempat wisata kuliner bagi para penikmat rasa makanan. Gemerlap lampu jalan dan berbagai iklan digital yang tergantung di sekitar alun-alun taman membuat kemeriahan semakin kentara. Di lain waktu tak jarang pula ada event live music atau festival yang diselenggarakan di tempat ini. Merdeka Walk memang sudah menjadi ikon Medan dengan segala kelebihan yang dimilikinya. Sudah barang tentu apabila ada kelebihan maka kelemahan pun akan mengikut juga. Salah satu yang menjadi fokus perhatian adalah masalah kemacetan yang disebabkan oleh perparkiran liar yang tidak terkelola dengan baik. Hal ini mungkin akan menjadi perhatian khusus bagi pengelola untuk lebih menata kembali perpakiranya.


image: detik.com/

Taman Ahmad Yani

Apabila taman Merdeka Walk terkenal karena tingkat pengunjungnya yang tinggi maka taman yang satu ini pantas juga sebagai tujuan bagi warga yang tidak begitu tertarik dengan hiruk pikuk keramaian. Taman ini akan lebih menawarkan kesejukan, ketentraman dan kebersihanya. Banyaknya pohon besar yang rindang di sepanjang taman ini membuat suasana asri dan berasa seperti di hutan. Hutan kecil di dalam kota. Sama seperti Merdeka Walk dari pagi hingga sore tempat ini lebih ditujukan sebagai tempat olahraga ringan dan semacamnya. Ada juga sebagian warga yang sekedar mengisi kekosongan waktu datang mencuci mata ke tempat ini. Sesaat menjelang malam tempat ini tidak akan terlalu ramai didatangi oleh pengunjung. Hanya beberapa pasangan anak muda saja yang biasanya menghabiskan waktu untuk sekedar menikmati suasana kota Medan di kala malam. Orang yang menjajakan makanan di sini pun tidak seberapa banyak apabila dibandingkan dengan taman lainya.

image: http://img198.imageshack.us/img198/1838/1023123.jpg

 

Taman Gajah Mada

Satu lagi taman yang seyogianya dapat dijadikan sebagai tempat kumpul keluarga untuk sekedar mejeng adalah taman Gajah Mada. Sesuai namanya taman ini terletak di Jl. Gajah Mada daerah Pringgan, masih termasuk ke wilayah pusat kota Medan. Seperti taman lain pada umumnya pada pagi dan sore hari tempat ini dijadikan sebagai sarana olahraga ringan. Di malam harinya taman ini sering digunakan sebagai tempat untuk nonton bareng (nobar) acara sepakbola. Beberapa layar proyektor besar akan termpampang di setiap sudut taman apabila sudah berada di puncak ramainya. Taman ini juga termasuk daerah yang sehat dilihat tingkat segi polusi udaranya, karena taman ini hanya dilalui oleh satu jalan besar/utama. Di tiga sisi lain taman hanya berupa jalan kecil yang lazim digunakan oleh pengendara sebagai jalan pemotongan. Satu hal yang sangat disayangkan dari taman ini adalah banyaknya para perempuan “penjaja cinta” di sepanjang taman membuat daerah ini kurang nyaman dikunjungi pada saat malam. Ini juga seharunsya menjadi perhatian lebih dari pihak terkait untuk dapat menertibkan para kaum tuna susila tersebut. Supaya memberikan kesan menonjol bahwa taman tersebut sejatinya adalah milik masyarakat umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun