Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berlatih untuk Berpikir Positif Menuju Kearifan

22 Februari 2024   07:07 Diperbarui: 22 Februari 2024   07:20 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpikir Positif sebagai habitus baru. Sumber: https://positiveroutines.com/positive-mindset

Seorang Musafir mendekati sebuah kota besar dan bertanya pada seorang tua yang duduk di pinggir jalan, "Seperti apa orang-orang yang tinggal di kota ini?" "Seperti apa orang-orang yang tinggal di kota yang baru Anda kunjungi?" kata orang tua itu balik bertanya. "Mengerikan," jawab musafir itu. "Jahat, tidak dapat dipercaya, sangat menyebalkan dalam segala hal."

"Oh," sahut orang tua itu, "Anda akan menjumpai orang-orang serupa di kota yang Anda tuju." Baru saja musafir tadi pergi, ketika seorang musafir lain berhenti untuk bertanya tentang penduduk kota di depannya. Lagi-lagi orang tua itu menanyakan penduduk kota yang baru ditinggalkan musafir itu. "Mereka orang-orang baik: jujur, rajin, dan suka memaafkan kesalahan orang." Orang tua tadi menjawab, "Orang-orang seperti itulah yang akan Anda jumpai di sana."

Kisah musafir dan orang tua tersebut menjadi sarana yang baik untuk berefleksi diri dan menyadari bahwa kekuatan pikiran dalam persepsi atas sesuatu hal sesungguhnya memberikan dampak yang kuat, bahkan membentuk karakter diri. Kebiasaan berpikir positif memberikan energi positif pula sehingga menggerakkan segala dinamika jiwa dan raga dalam menjalani hidup ini. Berpikir positif jelas memberikan kekuatan dan motivasi baik, sebaliknya berpikir negatif akan melemahkan segala daya jiwa dan raga.

Berpikir positif senantiasa harus dilatih terus-menerus dan berkesinambungan sehingga menjadi habitus atau kebiasaan baik yang selalu mengembangkan diri dan memberi dampak baik pada orang di sekitarnya. Bahkan berpikir positif harus dimulai sejak bangun tidur pagi, apapun keadaanya, meski badan kurang sehat sekalipun. Bisa bangun di pagi hari sejatinya menjadi hal positif yang patut disyukuri karena masih dianugerahi kehidupan.

Mencari kekurangan, kelemahan, dan hal-hal negatif dari sesama atau orang sekitar dalam keluarga, lingkungan, komunitas, masyarakat, kelompok, klub, tempat kerja, paguyuban, dan lainnya sangatlah mudah. Bahkan, pikiran dan pembicaraan negatif begitu asyik dalam setiap dinamika yang ada. Situasi ini sejatinya tidak produktif dan tidak akan mengembangkan apa-apa menuju kebaikan dan kearifan.

Membangun lingkungan yang positif. Sumber: https://positiveroutines.com/positive-mindset
Membangun lingkungan yang positif. Sumber: https://positiveroutines.com/positive-mindset
Belajar melihat hal-hal positif dalam diri dan sesama di berbagai situasi adalah sebuah keharusan yang mesti dibiasakan. Di sanalah akan tumbuh simpati, empati, kolaborasi, sinergi, dan militansi positif. Pada akhirnya, semua kembali pada masing-masing pribadi untuk memulai dan membiasakan pikiran positif. Cara berpikir kita, persepsi yang terbangun dalam akal budi manusia, sesungguhnya menentukan jalan hidup dan masa depan kita. Semoga siap membangun masa depan yang baik. Saat ini juga mulailah untuk berpikir positif tentang diri, sesama, dan semesta, senantiasa energi positif selalu mengalir dan terus mengalir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun