Setiap tahun, ribuan siswa SMA dan SMK di Nusa Tenggara Timur (NTT) menutup lembar putih abu-abu dengan seribu tanya di kepala: "Setelah ini saya mau ke mana?". Pertanyaan sederhana, tapi jawabannya tak pernah mudah. Sebagian merasa mantap untuk kuliah, sebagian ingin langsung bekerja, sementara yang lain memilih mengikuti arus---kemana saja teman pergi, di situlah ia ikut.
Pilihan setelah lulus SMA bukan hanya urusan pribadi. Ia adalah pintu masa depan, bukan hanya untuk anak muda itu sendiri, tetapi juga untuk keluarga, bahkan bagi masa depan NTT. Karena itulah, penting sekali membicarakan pilihan ini dengan lebih jernih dan terbuka, apalagi di tengah perubahan cepat dunia kerja dan pendidikan saat ini.Â
Kondisi Dunia Kerja di NTT: Antara Realita dan Harapan
Jika kita melihat kondisi nyata di NTT, lapangan kerja formal masih terbatas. Data BPS menunjukkan mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan kecil. Sektor pariwisata, terutama di Labuan Bajo, Maumere, Kupang, dan Lembata mulai berkembang, memberi ruang kerja baru di hotel, restoran, dan jasa transportasi.
Namun, mari jujur: tidak semua lulusan SMA bisa langsung bekerja di sektor formal dengan gaji layak. Banyak yang akhirnya terjun ke pekerjaan informal, seperti buruh harian, ojek online, atau kerja serabutan.
Di sisi lain, dunia digital membuka peluang baru. Banyak anak muda NTT yang kini mencoba usaha online: jualan tenun ikat di marketplace, jadi konten kreator TikTok, atau kerja remote sebagai desain grafis dan penulis lepas. Artinya, peluang tetap ada, tapi butuh keterampilan digital dan keberanian mencoba hal baru.Â
Kuliah: Investasi Jangka Panjang
Kuliah sering dianggap sebagai tiket menuju kehidupan lebih baik. Di NTT, pilihan kampus memang masih terbatas, tapi beberapa Perguruan Tinggi sudah berkembang pesat: Universitas Nusa Cendana (Undana), Politeknik Negeri Kupang, Universitas Flores, Universitas Katolik Widya Mandira, dan masih banyak kampus-kampus lain di NTT yang juga turut andil dalam memberi dampak positif terhadap pendidikan di NTT.
Selain itu, banyak anak NTT memilih kuliah ke Jawa atau Bali karena pilihan jurusan lebih beragam. Namun, biaya kuliah tentu menjadi pertimbangan besar bagi banyak keluarga.
Kelebihan kuliah jelas:
- Membuka peluang karier yang lebih luas.
- Membentuk jaringan pertemanan dan relasi.Â
- Memberi waktu belajar keterampilan soft skill: komunikasi, kepemimpinan, kerja tim.