Mohon tunggu...
Marthinus Selitubun
Marthinus Selitubun Mohon Tunggu... Penulis - Hanya seorang hamba

Seorang warga dari Keuskupan Agats Asmat, Papua. Mencoba menginspirasi orang-orang terdekat lewat doa dan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Kamu yang Kami Tunggu?

16 Desember 2022   03:45 Diperbarui: 16 Desember 2022   03:48 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://alkitabonline.org/yohanes-pembaptis-berkhotbah-di-padang-gurun.html

Semangat Gaudete masih mewarnai masa Adven III kali ini. Gaudete yang berasal dari kosakata Latin "gaudete" ini, mengekspresikan rasa sukacita di tengah masa pertobatan. Sukacita yang sesungguhnya, bukan yang berada di area kedangkalan. Sukacita itu ditandai dengan kisah Yohanes Pembaptis seorang tokoh besar yang hadir sebelum Yesus tampil di hadapan umum. Peran Yohanes sangat penting karena melalui tugasnya dia harus mempersiapkan jalan bagi seseorang yang akan datang. Siapakah tokoh itu ?. Pada masa itu banyak tokoh tampil sebagai dan 'dicurigai' sebagai mesias.

Akan tetapi, ketika Yohanes mendengar tentang karya-karya Yesus, dia mengutus murid-muridnya untuk bertanya kepadanya: apakah kamu yang kami tunggu?. Pertanyaan Ini adalah pertanyaan yang mendalam, yang juga menjadi harapan di lubuk hati banyak orang: Apakah Anda benar-benar Yesus yang menyelamatkan kami? Siapa yang memberi kita kepenuhan hidup yang dicari hati kita? Apakah Anda orang yang layak diikuti dan didengarkan? Tapi bukan itu saja: pertanyaan "itu kamu" yang juga mengungkapkan pergolakan spiritual di Yohanes. Yohanes telah mengumumkan dimana-dimana secara tegas: dia adalah yang terkuat, yang memenuhi penghakiman Allah dengan segera menebang setiap pohon yang buruk dan membakar setiap kejahatan, tetapi sebaliknya Yesus yang ditunggu-tunggu justru tidak datang untuk menjawab pengumuman penantian semacam Yohanes ini!

Yesus justru tampil dengan melakukan hal-hal yang berbeda: dia tidak mengecualikan atau menghancurkan siapa pun, dia menyambut orang-orang berdosa, dia mencari yang paling diabaikan dari antara yang terabaikan,...; Secara singkat: Yohanes mengalami keraguan, bukan keraguan biasa .... keraguan yang memurnikan imannya; Yohanes membuka kotak misteri, dengan mempertanyakan Yesus, membiarkan Dia mengatakan siapa dia sebenarnya, tanpa melekatkan dirinya pada idenya sendiri tentang Tuhan.

Dewasa ini, mudah sekali kita bertemu orang yang menolak Tuhan, tetapi pada kenyataannya menolak ide-ide yang mereka miliki tentang Tuhan ;  atau kadang kita mengira kita mengenal Tuhan - hanya karena kita telah melakukan perjalanan iman selama bertahun-tahun, tetapi kenyataannya dia adalah Yesus yang terdistorsi (penyimpangan makna) oleh penalaran kita; berapakali kita mengharapkan dan menuntut agar Tuhan bertindak dengan cara yang bagaimanapun hanya untuk terkabulnya keinginan kita! Rupanya dibutuhkan kerendahan hati -untuk membiarkan Dia memberi tahu kita siapa Dia, melalui Firman-Nya dan Gereja! Dan apa yang Yesus lakukan? Dia sendiri menyatakan dirinya kepada Yohanes: dia menyembuhkan manusia secara mendalam, memaafkannya, dan mengubahnya.

Yohanes beralih dari keadaan tidak lengkap ke keadaan penuh: inilah tanda keselamatan Tuhan! Manusia, yang buta, karena itu tidak dapat membaca tanda-tanda kehadiran Tuhan, menjadi melihat; orang tuli, yang tidak dapat mendengar Firman Tuhan dan orang lain, akhirnya mendengar; orang lumpuh, gambaran orang yang pincang secara rohani, berjalan; penderita kusta, gambaran orang sakit dan terasing, sembuhkan; orang mati bangkit kembali, juga gambaran dari mereka yang mati dalam dosa mereka.

Yesus akan melakukan semua ini bagi kita -- jika kita membuka hati kita kepada-Nya, jika kita percaya pada Firman-Nya, berjuang melawan kecenderungan buruk kita. Semoga melalui injil hari ini membantu kita untuk benar-benar mendengarkan Sabda Tuhan, untuk memurnikan kita dari semua gambaran palsu tentang Tuhan yang kita miliki dan membebaskan kita dari kehidupan yang dijalani sebagai budak diri kita sendiri!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun