Mohon tunggu...
Martien
Martien Mohon Tunggu... Abdi Negara -

Sosok yang bernama lengkap Jambi Besma Martien ini lahir di Jambi, 22 Maret 1985. Putera kedua dari pasangan AMALDI,S.Sos. dan YUHANIS pernah mengikuti Pelayaran Kebangsaan VII di tahun 2007, Dialog Kebangsaan tahun 2008, Temu Sastrawan Indonesia I tahun 2008, Surveyor di Lingkaran Survey Indonesia (LSI) dan Jambi Polling Center (JPC) dalam rentang 2005-2008, menjadi Relawan di bencana Gempa Sumatera barat tahun 2009, terakhir mengikuti MVS training yang diadakan UN-VOLUNTEERS tahun 2013. Saat ini tercatat sebagai Ketua DPD KNPI Kabupaten Sarolangun. Mengabdikan dirinya untuk kampung halaman,bangsa dan negara. Dan mengisi waktu luangnya dengan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengenang HTI

8 Mei 2017   22:57 Diperbarui: 9 Mei 2017   00:32 1635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="HTI"][/caption]

Sewaktu kuliah, saya banyak berdiskusi dan beraktivitas bersama aktivis dengan ideologi beragam, organisasi yang beragam pula. Muhammadiyah, NU, Parmusi, Persis, HMI, PMII, GMKI, GMNI, PMKRI, KAMMI, LMND, FMN, Salafi, termasuk HTI dan banyak lagi. Pun saya aktif di HmI dan Muhammadiyah.

Dari diskusi dan diskursus saat itu saya menarik 1 benang merah dari cita2 setiap organisasi. Sejalan dengan cita-cita Bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat yang Adil dan sejahtera, dengan pendekatan sesuai karakter masing-masing organisasi. bahkan HTI demikian, bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Bertemu dan berdiskusi dengan juru bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto pun pernah terjadi sekitar pertengahan 2007, saat saya mengikuti Pelatihan kader HMI di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Diskusi panjang lebih 2 jam, berbicara tentang banyak hal mulai dari Kemiskinan, Ketidakadilan Sosial, situasi politik dunia hingga sistem khilafah. Nothing is wrong.

Partai Pembebasan, itulah yang kupahami arti dari Hizbut Tahrir. Di tingkat Mahasiswa, HT (Hizbut Tahrir) memiliki organisasi otonom bernama GEMA Pembebasan. Seringkali diajak diskusi dan diundang ke acara-acara sosial mereka. Satu hal yang saya kagumi, bahwa aktivis HT berhalaqah di masjid dan surau. sesuatu yang sudah jarang dilakukan aktivis organisasi islam sekalipun.

Bila berdiskusi tentang khilafah, HT sedikit tertutup bahkan bisa dikatakan memilih kawan diskusi. Namun dapat disimpulkan bahwa di alam pikiran HT, jika dimasa lalu Islam mampu mencapai kejayaan adalah saat sistem pemerintahan Khilafah, dimulai dengan khulafaur Rasyidin, Umayyah, Abbasiyah, dan Ustmaniyah. "Kenapa tidak dimulai sekarang untuk mempersatukan umat Islam dalam satu kekhalifahan?" Something like that.

Gagasan tersebut lah yang mungkin menjadikan HT dianggap bertentangan dengan Pancasila, dan akhirnya dibubarkan. Sadis bukan? Sikap berbeda pemerintah tunjukkan saat kelompok kiri mengadakan aktivitasnya, paham yang jelas-jelas dilarang malah mendapatkan angin surga (TAP MPRS nomor 25 tahun 1966).

Jadi teringat dengan sejarah pembubaran Masyumi dan PSI, yang dianggap terlibat pemberontakan PRRI dan Menolak  Manipol/USDEK, ataupun HmI yang hampir dibubarkan karena dianggap kontrarevolusi dan reaksioner. Justru utamanya adalah bukan alasan ideologis melainkan berbeda pendapat dengan Penguasa.

#MengenangHTI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun