Mohon tunggu...
Marthen Dwi Yatno Hendrik
Marthen Dwi Yatno Hendrik Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Pamulang yang juga sedang bekerja di Starbucks Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Farmer Support Center Starbucks Indonesia : Kolaborasi Global untuk Petani Lokal

5 Juli 2025   18:16 Diperbarui: 5 Juli 2025   18:15 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berastagi -- Terletak di kaki Gunung Sinabung yang subur, kawasan pertanian Berastagi, Sumatra Utara, menjadi saksi lahirnya sebuah inisiatif besar yang menjembatani perusahaan global dengan komunitas lokal. Farmer Support Center (FSC) milik Starbucks, yang didirikan di Berastagi pada tahun 2016, merupakan bentuk nyata tanggung jawab sosial dan keberlanjutan bisnis dari perusahaan multinasional tersebut.


Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, dan Sumatra Utara memiliki reputasi kuat dalam memproduksi kopi arabika berkualitas tinggi. Namun, di balik potensi tersebut, para petani kopi masih menghadapi berbagai tantangan: teknik budidaya yang belum efisien, akses pasar yang terbatas, serta pengaruh perubahan iklim terhadap hasil panen.

Menanggapi situasi ini, Starbucks melalui PT Sari Coffee Indonesia mengambil langkah konkret dengan membangun FSC di Berastagi. Tujuan utama pusat ini adalah memberikan pelatihan dan pendampingan langsung kepada para petani agar mereka dapat meningkatkan produktivitas, menjaga kualitas, dan menerapkan praktik pertanian berkelanjutan.

Dalam wawancara eksklusif, Anthony Cottan, President Director PT Sari Coffee Indonesia, menjelaskan filosofi di balik pendirian FSC.

"Kami percaya, kualitas secangkir kopi dimulai dari petani yang memiliki pengetahuan dan kesejahteraan. FSC bukan hanya pusat pelatihan, tetapi tempat di mana harapan, teknologi, dan kolaborasi tumbuh bersama," ujar Anthony.

FSC Berastagi menjadi tempat bertemunya ilmu agrikultur modern dengan kearifan lokal. Pelatihan yang diberikan mencakup teknik pemangkasan tanaman, pengendalian hama terpadu, penggunaan pupuk organik, pengolahan pascapanen, serta konservasi tanah dan air. Starbucks juga memastikan setiap petani mengikuti standar C.A.F.E. Practices (Coffee and Farmer Equity Practices), yaitu pedoman produksi kopi yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Salah satu tokoh penting yang berperan besar dalam pengembangan FSC adalah Dr. Surip Mawardi, seorang ahli kopi nasional dan mantan peneliti di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, Dr. Surip membantu merancang kurikulum pelatihan FSC yang ilmiah namun relevan bagi petani lokal.

"Kami ingin menciptakan transformasi, bukan hanya sekadar pelatihan teknis. Pendekatan yang kami bawa adalah kolaboratif. Petani  NU UI bukan objek, tetapi subjek utama dari perubahan itu sendiri," tutur Surip.

Hingga tahun 2025, lebih dari 2.500 petani kopi di Sumatra Utara telah mengikuti pelatihan di FSC Berastagi. Dampaknya tidak hanya terlihat dari peningkatan hasil panen yang mencapai 30--40%, tetapi juga pada kualitas biji kopi yang kini memenuhi standar ekspor global.

Selain itu, FSC mendorong terbentuknya koperasi petani kopi yang mandiri. Para petani kini memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam menentukan harga dan menjalin kemitraan dagang langsung, tidak lagi bergantung sepenuhnya pada tengkulak. Starbucks juga membantu penyediaan bibit unggul dan sistem pertanian tahan iklim untuk membantu petani menghadapi cuaca ekstrem yang semakin tidak menentu.

Salah satu petani binaan, Junaidi Ginting, menyampaikan bahwa setelah mengikuti pelatihan di FSC, ia mampu menggandakan hasil panen dan kini aktif menjadi pelatih bagi petani muda di desanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun