Mohon tunggu...
Martha Debby
Martha Debby Mohon Tunggu... Guru - Homeroom Teacher

Lahir di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Montessori

30 Oktober 2021   01:15 Diperbarui: 30 Oktober 2021   01:18 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Metode Montessori diperkenalkan oleh Maria Montessori yang lahir di Chiaravella. Maria Montessori berkuliah di fakultas kedokteran. Sebagai dokter, Montessori sangat berfokus kepada anak-anak yang terbelakang secara mental. Kemudian pada tahun 1900, dia mendirikan sekolah khusus untuk anak-anak yang mengalami kesulitan belajar dan dia terus memperkenalkan metode pengajarannya yang kita kenal sekarang sebagai pembelajaran dengan metode Montessori.

Metode Montessori banyak dianut oleh banyak sekolah, termasuk Indonesia. Metode ini lebih menitikberatkan kepada pembelajaran anak-anak di usia PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Sekolah-sekolah yang memakai metode ini harus menyediakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan anak dimana anak diberikan kesempatan dalam memilih aktivitas yang ingin dilakukan secara bebas. Di dalam aktivitasnya, sekolah pun harus menyediakan materi-materi kongkrit atau alat-alat manipulatif yang dirancang secara ilmiah untuk mengembangkan kemampuan kognitif dasar anak.

Di dalam metode ini, setiap aktivitas yang dipilih secara bebas oleh anak diharapkan anak mengenali kesalahannya sendiri dan bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri. Lalu bagaimanakah dengan peran guru ataupun orang dewasa? Guru dan orang dewasa lainnya berperan sebagai pengamat serta membantu dan merangsang anak dengan berbagai cara. Hal ini memungkinkan anak untuk bertindak, berpikir sendiri, dan mengembangkan kepercayaan dirinya sendiri. Hal lain dari metode ini adalah metode ini tidak memberikan penghargaan ataupun hukuman karena diharapkan setiap anak dapat menemukan kepuasannya yang muncul dari pembelajaran yang dilakukannya secara mandiri.

Kurikulum Montessori dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu

(1). Dari lahir hingga umur 3 tahun.

(2). 3-6 tahun

(3). 6-12 tahun.

Pada tahap awal, perkembangan anak sangat penting di tiga tahun pertama kehidupannya. Pada periode ini, metode Montessori berfokus pada pengembangan berbicara, gerakan terkoordinasi, kemandirian yang memberikan kepercayaan diri pada anak dan memungkinkan dirinya untuk menemukan potensinya sendiri.

Kedua, untuk tahap anak berusia 3-6 tahun. Kurikulum kelas dibagi menjadi 4 wilayah, yaitu kehidupan praktis, kemampuan sensorik, kemampuan bahasa, dan Matematika.

Ketiga, untuk tahap berusia 6-12 tahun. Dalam tahap ini mencakup 5 (lima) pelajaran dasar dari berbagai bidang akan berkembang. Pelajaran-pelajaran ini dirancang untuk membangkitkan imajinasi, rasa ingin tahu, dan kekaguman akan kapasitas manusia yang kreatif dan inovatif.

Selain itu, untuk anak yang berusia lebih besar, guru dapat membantu membuat daftar tujuan di awal minggu kemudian mereka akan mengatur waktunya sendiri sehingga mereka dapat bertanggung jawab atas pembelajaran dan perkembangannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun