Stoik Ala YesusÂ
Terlepas dari kebiasaan baik atau buruk dalam hidup anda, yang terpenting adalah anda itu manusia yang masih hidup bukan jasad. Jadi hidup yang baik itu menurut Kristus. Mengendalikan seks, uang, dan makanan itu penting tetapi tidak ada punisment kalau kita mengikuti pandangan dunia berbeda dengan ajaran Yesus bahwa hidup susah atau  senang itu sama saja. Yang terpenting adalah melakukan kehendak Allah. Makanan itu penting tetapi bukan yang terpenting dalam hidup, memang ada hal-hal yang lebih penting seperti firman Allah. Kita harus menghargai orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada kita selain buku-buku baik yang pernah kita baca. Orang kaya, pendeta, ustad, dan orang tua sekalipun kalau tidak mengikuti kehendak Allah yang menurut kita benar lebih baik kita tinggalkan mereka yg tanpa harus membenci. Yesus mengajarkan bahwa kita bisa melawan orang tua bila ada yang salah dari orang tua. Inilah mengapa Yesus mengatakan bahwa Bapa yang baik hanya satu yaitu bapa yang dikenal-NYA di sorga.
Saya sering melawan orang tua bila ia salah  tetapi seringkali juga saya memaafkannya karena saya masih harus tekankan kasih yang lain yang diajarkan Yesus. Mengampuni sebanyak 77 kali atau selebihnya itulah kasih yang absolut menurut Kristus. Cukup sulit kita menghidupi prinsip  kasih secara moralitas dalam mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari, karena ada semacam penyangkalan diri atau bagian dari kodrat kita yang harus dilawan dengan ketaatan, ketekunan, kasih, dan kesucian. Ini merupakan sebagian daripada menjalankan kehendak Allah. Tidak sekadar menjalankan tetapi ada janji nyata yang akan kita dapatkan seperti umur panjang, masuk sorga (keselamatan), dan kesehatan. Banyak cerita dalam alkitab perjanjian lama seperti nabi Ayub yang sakit tetapi tetap taat.  Pada zaman modern penuh dengan tantangan perubahan pemikiran, budaya dan struktur masyarakat memengaruhi cara kita berespon terhadap firman Allah. Ada hal-hal yang harus kita sadar dan mampu memilah yang baik dan benar sesuai kehendak Allah. berbeda dengan stoik Ala Yunani yang mengajarkan pengendalian pikiran dan emosi tetapi tanpa tahu mana yang baik dalam kebaikannya. Karena tidak semua adalah kehendak Allah, ada semacam kehendak kita manusia yang harus dibarengi dengan alasan yang suci untuk meresponi hal-hal yang dapat dikendalikan sesuai kebenaran prinsip alkitabiah. Johanes Calvin mengatakan bahwa orang yang sadar akan dosa sekecil apapun dan berusaha mencegahnya adalah orang yang suci. Ia juga mengatakan bahwa diluar kitab suci itu tidak benar. Ini pola pernyataan yang mirip dengan pernyataan pernyataan rasul Paulus tentang hidup diluar Kristus kamu tidak akan berbuat apa-apa. Pengajaran Yesus, rasul-rasul, dan bapa-bapa gereja secara  beriringan saling meluas dan melengkapi. Penekanan mereka adalah terhadap hal-hal yang dapat dikendalikan, sedangkan yang tidak dapat dikendalikan adalah Pekerjaan Roh Kudus. Hanya Roh Kudus yang yang seperti angin lah yang dapat meniup setiap orang suci yang percaya akan Roh Kudus. Hidup suci adalah bagaimana kita diajarkan untuk taat terhadap kehendak Allah sesuai Alkitab. Epictetus filsuf stoik,  mengatakan bahwa usahakanlah kita mengajarkan anak-anak didikan yang baik, bukan kaya (harta) karena mereka yang terdidik lebih baik dari si kaya yang bodoh. Pernyataan ini agak mirip dengan pernyataan Yesus bahwa orang kaya sangat susah masuk kedalam sorga. Karena memang orang kaya bisa saja bodoh dalam hal-hal tertentu seperti moral yang melanggar kesucian.  Di Indonesia orang yang kaya adalah orang yang paling banyak korup di Indonesia. Orde lama hingga orde baru mengajarkan kita akan banyaknya korupsi moneter, hukum dan ham, bahkan merusak lingkungan sehingga tak heran banyak pendapatan negara era Soeharto lebih banyak berasal dari pajak sumber daya hutan.
Pekerjaan roh Kudus sering diidentikkan dengan tiupan angin dimana pohon bergerak sesuai arah angin. Begitulah analogi untuk pekerjaan Roh Kudus, angin bertiup sesukanya kemana ia berembus. Dalam sejarah Kristen orang yang paling menyendiri dan tidak menjadi pendeta di gereja tetapi justru membaptis Yesus Kristus, ialah Yohanes Pembaptis. Bagaimana roh Kudus yang bekerja sehingga para pendeta zaman Romawi sangat takut dan sekaligus benci kepada nabi Yohanes Pembaptis. Setelah membaptis Yesus Kristus, ia perlu mengklarifikasi dengan menyuruh beberapa muridnya menanyakan langsung ke Yesus. Yang Yesus katakan adalah pekerjaaNYA hal ini agar hanya Yohanes yang dapat mengerti karena sesuai tiupan embusan roh Kudus lah orang dapat mengerti tidak hanya dengan banyak penjelasan yang berbelit-belit. Terkadang kita harus menghargai setiap orang kristen baik katolik maupun protestan karena dalam sejarah memang telah ada berbagai golongan tetapi Yesus tidak membenci tetapi justru menegakan kebenaran Untuk melengkapi semuanya. Hal ini kita dapat membuat proposisi bahwa hanya ada satu ada yaitu firman Allah. Alfa dan omega menjadi sempurna dalam diri Yesus. Roh Kudus menjadi pribadi imanen yang dapat menuntun setiap orang kristen kemanapun Ia mau. Konsep Roh Kudus tidak ada dalam pengajaran filsuf stoa Yunani. Proposisi berikutnya adalah bila roh Kudus itu satu maka Roh Kudus itu hanya ada satu tanpa dipertentangkan. Hal yang paling menakutkan bagi orang kristen adalah menghujat Roh Kudus sebab konsekuensinya adalah tidak dapat diselamatkan. Pertanyaan soal bagaimana pengampunan itu merupakan pertanyaan-pernyataan, dan jawaban oleh Roh Kudus. Jadi hanya Roh Kudus yang mengetahui dirinya. Kita diibaratkan seperti "wayang golek" dalam filosofi Jawa, hanya dimainkan oleh oknum Roh Kudus. Oleh karena itu penting sekali orang-orang Kristen bersatu dalam pengajaran dan ketaatan. Orang lain hanya mengkritik kita tetapi tidak dapat merubah kita untuk menjadi suci, hanya Roh Kudus sendiri yang membuat kita menjadi suci. Kendalikan apa yang menurut kita mampu kita kendalikan seperti nafsu, makan, dan uang. Dan juga hindari persepsi orang yang salah terhadap kita dan hindari persepsi kita yang salah terhadap orang lain. Pendapat orang lain untuk mengevaluasi secara menegur kita maka patut kita ikuti bila itu benar dan baik bagi kita. Ini bukan tentang ego tetapi tentang ego itu sendiri  yang suci. Selebihnya adalah pekerjaan Roh Kudus yang mana kita alami tanpa harus menyadariNYA karena berbahaya. Dalam sejarah Kristen, rasul Paulus menyadari pekerjaan Roh Kudus sehingga menyebabkan Ananias dan Safira meninggal dunia karena melawan perintahnya. Sebab itu hal-hal seperti noumena dalam sejarah kekristenan perlu kita percaya  tanpa harus menanyakannya. Sebab dengan bertanya ada potensi pertanyaan yang justru menghujat atau melawan noumena. Noumena adalah pekerjaan Roh Kudus jadi perspektif kristen seharusnya mutlak seperti itu. Pengalaman supernatural secara pribadi kita hanya merefleksikannya tanpa harus mempromosikannya di mimbar gereja.
Orang-orang yang konsisten hidup suci maka sudah pasti Roh Kudus bekerja turut bersaksi dengan rohnya kepada Allah. Ini adalah koneksi vertikal ke Allah dari Manusia. Saya pernah mengalami hal-hal supernatural seperti bisikan-bisikan ayat-ayat Alkitab, tetapi saya masih merefleksikannya tanpa harus mempromosikannya karena hidup ini masih berlanjut jadi cerita itu harus terus ditulis bukan sekadar menjadi cerpen.
Cobalah kita sebagai orang kristen taat kepada kesucian dengan menjaga diri tetap tekun dalam kesucian atas dosa sekecil apapun kita harus sadar dan katakan tidak. Dalam menulis saya sering dipertentangkan dengan tulisan saya sendiri karena semua tulisan saya soal kesucian saya masih belum mampu, taat dan tekun melakukannya. Seringkali saya mencoba menguji para pendeta dan majelis soal kesucian mereka dan justru banyak yang kedapatan tidak suci dan berani terus hidup seperti itu dan parahnya kasat mata mereka berdosa. Untuk menjalani stoik Kristen anda perlu mengkritik diri anda, bila (anda) telah lama hidup suci maka cobalah mengritik rekan-rekan anda saya pastikan ini akan justru semakin melumas anda soal kesucian. Tidak melulu kritik itu buruk, ada kritik yang baik untuk pembangunan iman (kristen).
Sintesis Stoik Ala Yesus
Kendalikan diri anda dan kontrol. Fokuslah ke hal-hal sederhana dalam hidup anda yang selama ini susah dikendalikan. Nafsu misalnya; free seks, pornografi  dan antek-anteknya. Hal ini bisa dilakukan dengan berpuasa. Anda tidak boleh membandingkan diri anda dengan orang lain tetapi anda bisa saja mengkritik secara cerdas terhadap mereka karena tanpa sengaja itu juga bisa mengevaluasi mereka. Tetaplah senyum terhadap orang yang menjengkelkan sekalipun, itu musuh mu. Kalau ia mengritik mu cobalah gunakan perbandingan cara ia mengritik dengan cara anda mengritik, bila anda lebih sopan maka anda lah pemenangnya. Lihatlah cara Yesus mengancam pemimpin agama Yahudi. Tetapi ia justru mengatakan tunduk terhadap pemerintahan Romawi. Saya dulunya pribadi yang baper tetapi setelah sering membaca Bible saya menjadi tahan banting karena menghidupi stoik Ala Yesus. Terkadang saya mengasah otak dengan membaca referensi-referensi lain untuk melengkapi informasi saja. Bila anda mampu mengontrol emosi dan pikiran berada dibawah kendali mu maka andalah pemenangnya. dalam konteks stoik pemenangnya adalah yang paling sopan dan tenang ketika menghadapi goncangan hidup sekalipun iman anda tergoncang. Lihat saja orang-orang Kristen sejak dari Yerusalem hingga Antiokhia, bagaimana mereka menjalankan stoik Ala Yesus sehingga beberapa golongan Epikuros menjadi Kristen. Inilah contoh yang baik dan perlu dihidupi, bila orang orang lain belum mampu menjadi contoh cobalah anda berjuang untuk menjadi contoh yang baik bagi yang lain tanpa harus dipuji.
Belajar menjadi Stoik dari Tokoh-Tokoh Alkitab Perjanjian Lama
     Beberapa kitab yang membahas tentang stoik yang saya sudah baca adalah seperti Amsal, Pengkhotbah, dan Mazmur. Kitab-kitab ini menceritakan tentang kesia-siaan belaka hidup di dunia karena semua manusia memiliki nasib yang sama dibawah matahari. Hormatilah ayah dan ibu mu agar lanjut umur mu. Tuhan jangan ambilah roh mu daripada ku.
      Beberapa contoh kutipan alkitab perjanjian lama mengesankan bahwa semua nasib manusia itu sama tidak ada yang abadi. Ada punishment ketika taat terhadap orang yang lebih tua. Ada juga pengilhaman roh Kudus kepada nabi Daud ketika ia menjadi raja tetapi masih jatuh dalam perzinahan. Contoh pengalaman Daud menjadi refleksi bagi kita yang berjuang untuk hidup mengejar kesucian. Nabi Salomo pun, meskipun berpoligami tetapi ia beriman kepada Allah dan merupakan  raja yang terkenal bijaksana. Mereka adalah contoh orang kaya pada masanya yang hidup menjadi stoik. Nabi Daud dan Salomo mereka mengetahui bahwa kebijaksanaan mereka adalah berasal dari Allah. Kisah mereka mengajarkan bahwa hidup kita sekalipun berdosa Allah masih tetap eksis dalam membimbing dan menegur kita. Pernah dalam suatu Khotbah seorang pendeta berkata kepada Jemaat tentang pembacaan kitab suci yang diulangi dari pembacaan Minggu sebelumnya, sehingga ada jemaat yang bertanya bahwa mengapa ini dikhotbahkan ulang? Pendeta itu menjawab saya mengulanginya karena kita semua belum tentu melakukannya. Ataukah disini ada yang masih ingat dan sudah mempraktikannya selama seminggu ini?. Akhirnya anggota jemaat itu tidak berani bertanya lagi. Jadi hal ini berkaitan juga dengan kesempurnaan menjalankan segala sesuatu. Fokuslah ke diri mu tetapi jangan ego dan  fokuslah kepada kendali kebiasaan-kebiasaan yang buruk sebab kebiasaan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Pernyataan ini juga terdapat dalam 1 Korintus ayat 7. Kita bisa menyucikan emosi dan pikiran kita melalui berefleksi akan firman Allah dalam Alkitab. Sebab orang yang suci hatinya akan melihat Allah.
Anda tidak boleh hidup terlalu lama dibawah kendali persepsi orang ataupun bahkan orang terdekat mu seperti orang tua misalnya. Karena segala sesuatu perlu diuji kebenaran menurut moral alkitab. Fokuslah kepada mengubah persepsi kita dan ujilah persepsi orang sekalipun mereka menghina kita. Lihatlah fisik ada apakah sudah sempurna atau belum? Kalau sudah coba bandingkan dengan orang lain, anda tentu akan jatuh kepada relativisme karena pasti ada yang lebih sempurna dari anda. Alih-alih fokus kepada penilaian fisik tetapi justru hal ini ditentang oleh Kristus sebab hal kedagingan bertentangan dengan hal rohani. Hal-hal seperti penilaian orang terhadap fisik anda adalah hal tidak bisa anda kendalikan seperti persepsi orang adalah urusan mereka dan soal fisik mu adalah urusan mereka, pahami batasannya. Cobalah jangan terlalu fokus pada penglihatan mata anda tetapi coba mengindera berdasarkan rasional setelah itu korelasikan dengan prinsip alkitabiah. Saya pernah dinasehati teman saya bahwa ketika mengikuti acara yang ada banyak wanita cobalah jaga mata anda. Saya sebelumnya  benci terhadapnya tetapi setelah dengan mengkorelasikan dengan prinsip alkitab ternyata ada benarnya juga. Karena kita sering memerhatikan bagian tubuh dari wanita seperti bokong dan payudara. Hal ini juga diperparah dengan gairah penglihatan kita pada hal sensitif seperti film dewasa inilah yang akan menginspirasikan kita dalam melihat wanita. Jadi saran dari teman saya bisa menjadi pelumas dalam mengendalikan bahasa tubuh dan itu akan membuat saya lebih fokus ke hal yang rasional ketimbang empirisme. Karena indera kita juga cenderung terbelenggu oleh kekurangan informasi secara rasional. Dalam kitab Solomon sering dibahas soal bagian-bagian sensitif dari wanita. Karena memang ada semacam gairah sorgawi yang dinegasikan dengan bagian tubuh wanita yang menarik secara kasat mata melalui analogi. yang terpenting adalah fokus pada kendali akan kesan-kesan hal kedagingan dengan memfokuskan rasio mutlak untuk mengendalikan kesan-kesan negatif yang membelenggu persepsi kita. Pahamilah hal ini dan lakukanlah, tidak akan ada yang menentang hal ini. Saya percaya bila ada yang menguji mu kemungkinan ia sedang menguji Roh Allah tanpa disadarinya. Roh Kudus dapat memampukan kita menundukkan rasio dan menaklukan persepsi inderawi yang najis. Dalam sikologi bisa saja normal sola kedagingan tetapi dalam perspektif kristen itulah kenajisan (dosa). Hal inilah pernah Yesus Kristus mengritik bahwa jika mata mu menyesatkan mu maka cungkilah daripada engkau dengan tubuh yang lengkap dibuang kedalam neraka karena berdosa. Barangsiapa yang memandang wanita serta menginginkannya tentu ia sudah berzinah dengan ia dalam hatinya. Jadi ini adalah kritik terhadap persepsi inderawi. Perlu pahami rasio dan empiris agar dapat mengendalikannya. Setelah Setelah rasio kita menjadi tertib, selanjutnya adalah bagaimana fokus ke tahap mempraktikannya.
    Banyak orang Kristen tersesat dalam kesadaran empiris (kesan-kesan) semu tanpa menggunakan rasio untuk menimbangnya. Emanuel Kant, filsuf kritisisme mengatakan bahwa kita perlu membedakan kritik atas nalar murni dan praktika. memahami sekaligus mengkritik rasio murni dari bacaan (informasi-informasi) dan mempraktikannya dalam fenomena dan gejala-gejala yang kita hadapi. Rene Descartes juga pernah mengatakan bahwa saya berfikir maka saya ada, artinya rasio sayalah benar sebagai standar uji. Inti filsafat mereka penting digunakan untuk menguji sejauh mana batas persepsi inderawi dan penilaian (judge mental) melalui rasio. Juga sekaligus menguji metafora Yesus bahwa memandang wanita serta menginginkannya dalam hati. Kita boleh memandang wanita tanpa sengaja tetapi berusaha untuk mengontrol persepsi. Tanpa belajar hal-hal positif berarti sangat susah untuk mengontrol. Yesus memang menekankan dengan tegas untuk menjaga pandangan kita dan persepsi kita. Ketika sudah terkontrol maka bisa untuk mengendalikan nafsu. Kebiasaan-kebiasaan buruk akan berpengaruh didalam hati kita sehingga saat kita mulai belajar mengendalikan rasio kita maka hati kita akan berkontradiktif dengan rasio sehingga ada konflik batin dalam diri kita. Kendalikan lah dengan mempelajari hal-hal (kebaikan dan kebenaran) yang bisa mengubah dan menyucikan hati kita. Buah-buah roh dalam kitab Galatia merupakan contoh secara rasio bagaimana diadopsi kedalam rasio praktika (mempraktikkannya).
    Kita perlu fokuskan penguasaan diri dan mengendalikan pikiran kita untuk melakukan hal yang baik yang telah kita pahami. Orang-orang baik dapat menjadi contoh teladan moral bagi diri kita tanpa harus mengidolakannya. Kodrat manusiawi kita adalah buah dari pada dosa asal dari nenek moyang kita Adam dan Hawa sehingga menyebabkan keterputusan hubungan vertikal Allah dan manusia. Inilah yang seringkali kita diperhadapkan pada kontradiktif dalam diri kita bagaimana kita berjuang melawan kecendrungan berbuat dosa dalam diri kita. Yesus sebagai penebus untuk memulihkan hubungan dan juga Roh Kudus sebagai penolong. St. Agustinus mengatakan bahwa ia bertobat bukan karena usahanya tetapi karena sebelumnya beriman kepada Allah sehingga menyebabkan ia bertobat. Fokuskan lah diri anda kepada adaptasi, carilah circle yang baik demi memperbaharui hidup dan budi mu. Lebih baik berteman dengan yang baik daripada yang jahat, beranilah berbuat kebaikan dan kebenaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI