Mahmud Abdul Bara pun kembali menegaskan rasa terima kasihnya. "Kami memohon kepada Allah agar memberkahi masyarakat Indonesia, melipatgandakan kebaikan kalian, dan menjadikan kalian selalu sebagai tangan-tangan yang murah hati," katanya penuh doa.
Di tengah ruangan itu, doa-doa terucap lirih, menyelimuti suasana dengan kehangatan yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Meski tubuh mereka ringkih, mata anak-anak Gaza itu masih menyimpan cahaya harapan.
Bantuan yang disalurkan DT Peduli mungkin hanyalah setetes di tengah samudra kebutuhan mereka, namun bagi para keluarga Gaza, setetes itu bagaikan air kehidupan. Ia menjadi penguat bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia, bahwa ada saudara jauh yang peduli, bahwa ada bangsa yang siap berdiri bersama mereka.
"Semoga suatu saat anak-anak ini tidak hanya sembuh dari sakitnya, tetapi juga bisa bangkit, belajar, dan menjadi pemimpin yang mengangkat derajat bangsanya," ucap Ihsan menutup pertemuan itu.
Di Hotel Al-Fanar, derita dan harapan berjalan beriringan. Anak-anak Gaza menanggung luka yang dalam, tetapi tangan-tangan peduli dari Indonesia hadir membawa sedikit pelipur. Dalam setiap doa dan uluran bantuan, terkandung pesan bahwa umat manusia, meski terpisah ribuan kilometer, sesungguhnya terikat dalam satu tubuh: saling merasakan, saling menopang, dan saling menguatkan. (Agus ID/Farih)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI