DTPEDULI.ORGÂ | AMMANÂ -- Ribuan wajah penuh harap terlihat di Kamp Zhoufah, Kamp Sukhnah, dan Kamp Al-Nashr, tiga kamp pengungsian Palestina di perbatasan Yordania. Pada bulan kemerderdekaan Indonesia ke-80, DT Peduli menyalurkan bantuan kemanusiaan yang menyentuh langsung kehidupan 4.350 pengungsi yang selama ini hidup dalam keterbatasan.
Bantuan yang disalurkan pada Ahad (17/8/2025), Senin (18/8/2025), dan Kamis (21/8/2025) ini terdiri dari 150 paket pangan, 100 paket berisi pakaian, alat tulis, dan mainan anak, serta 350 paket bantuan tunai langsung. Tidak berhenti di situ, DT Peduli juga menyediakan layanan mobile clinic yang akan beroperasi selama tiga bulan ke depan untuk memastikan akses kesehatan tetap terjaga.
Pada hari pertama, bantuan diberikan kepada pengungsi Palestina di Kamp Sukhnah. Para relawan juga bermain bersama anak-anak penungsi Palestina, merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Tawa bahagia begitu terasa, terlihat dari wajah-wajah polos mereka. Keesokan harinya, bantuan dilanjutkan diberikan kepada para pengungsi di Kamp Zhoufah.
Selang dua hari, setelah menyiapkan pengiriman bantuan ke Gaza, pada Kamis (21/8/2025), DT Peduli menyalurkan bantuan ke Kamp Al-Nashr. Kemudian keesokan harinya, Jumat (22/8/2025), anak-anak yang sedang dirawat karena kanker di Hotel Al-Fanar juga mendapat bantuan langsung.
Muhammad Ihsan, Direktur Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) DT Peduli, yang terjun langsung dalam distribusi bantuan, menyampaikan harapannya agar kehadiran ini menjadi semangat baru bagi para pengungsi.
"Di tengah keterbatasan, senyum mereka jadi semangat buat kita semua. Bersamaan dengan perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia, kami juga mengajak anak-anak bermain dan bergembira bersama. Tawa mereka adalah hadiah terindah, seolah menyatukan semangat kemerdekaan Indonesia dengan harapan Palestina," ungkapnya penuh haru.
Bagi para pengungsi, bantuan ini bukan sekadar kebutuhan sehari-hari, melainkan juga bentuk nyata solidaritas yang menguatkan hati mereka. Halimah, salah seorang pengungsi di Kamp Sukhnah, dengan mata berkaca-kaca menyampaikan rasa syukurnya.
"(Bantuan ini) untuk sebulan. Semoga Allah menghilangkan kesusahan kami dan meringankan kekhawatiran. In syaa Allah, kami akan berada dalam kondisi terbaik, dan diberi kemenangan. Itu yang terpenting," ucapnya lirih.
Seorang bapak di Kamp Zhoufah menuturkan rasa terima kasihnya dengan penuh keikhlasan.
"Hari ini, kami ingin berterima kasih kepada yayasan Daarut Tauhiid atas distribusi penuh berkah ini. Semoga Allah membalas kebaikan mereka dan memberkahi perjuangan mereka. Terima kasih banyak," tuturnya dengan suara bergetar.
Ihsan menegaskan, bantuan ini bukan hanya soal logistik, melainkan juga jembatan hati antara rakyat Indonesia dan Palestina. Di tengah keterbatasan, solidaritas lintas bangsa menumbuhkan harapan bahwa kemerdekaan, kedamaian, dan kehidupan yang bermartabat adalah hak setiap manusia.
"Semoga kemerdekaan ini menjadi pengingat bahwa kebebasan bukanlah milik satu bangsa, tetapi cita-cita universal untuk hidup damai dan bermartabat. Merdeka untuk Indonesia, merdeka juga untuk Palestina," ucap Ikhsan. (Agus ID/Farih)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI