DTPEDULI.ORG | BANDUNG - Pendidikan tinggi menjadi barang mahal bagi sebagian orang. Belajar di bangku kuliah hanya mimpi karena begitu banyak keterbatasan yang menghalangi.Â
Begitulah yang dialami Lutfi Abdul Azis remaja asal Tasikmalaya yang baru lulus dari SMA. Namun, dengan tekad dibarengi usaha yang ketat, Lutfi ingin membuat mimpinya menjadi kenyataan.Â
Usaha pertamanya adalah masuk ke Perguruan Tinggi Negeri di kampung halamannya. Namun, Allah berencana lain dari keinginannya. Ia gagal masuk PTN impiannya tersebut.Â
Dia mengakui persiapannya kurang matang karena keinginan kuliahnya baru datang  di penghujung masa sekolahnya, karena awalnya dia ingin bekerja membantu perekonomian keluarga.Â
Dia merasa iba melihat ayahnya yang harus bekerja keluar kota sebagai penjual keliling barang rumah tangga. Â
Dengan alat pikul bambu, ayahnya berkeliling menawarkan dagangannya. Sementara itu, ibunya yang sehari-hari mengajar PAUD, sama sekali tidak dibayar.Â
Namun, kakak dan kedua orang tuanya mendorong Lutfi untuk melanjutkan belajar di bangku kuliah. Sejak itu, ia bertekad untuk melanjutkan pendidikannya.Â
Setelah kegagalannya, dia tak menyerah. Ketika mendapat informasi ada beasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Daarut Tauhiid yang disponsori DT Peduli, dia bergegas mendaftar.Â
Usahanya berbuah manis. Lutfi berhasil menjadi penerima Beasiswa Mahasiswa DT Peduli setelah mengikuti serangkaian tes, dari mulai Tes Potensi Akademik (TPA), Bahasa Arab, hingga wawancara.Â
"Yaudah modal nekat, karena keberkahan doa guru dan doa orang tua, mungkin, makanya bisa diterima," katanya dengan mata berbinar. Terlihat jelas kebahagiaan di raut wajahnya.Â