Di tengah hiruk pikuk politik dan ekonomi negeri, kita kembali disuguhi tontonan menarik: kursi panas Menteri Keuangan berganti tuan. Nama Purbaya Yudhi Sadewa kini resmi menggantikan Sri Mulyani, sosok yang selama bertahun-tahun dianggap sebagai jangkar stabilitas fiskal Indonesia.Â
Pertanyaannya, apakah pengganti ini akan benar-benar lebih kuat, atau justru sekadar membuat kapal ekonomi kita oleng di tengah badai? Mari kita simak bersama, dengan sedikit senyum sarkas dan secangkir logika.
Latar Belakang Ganti Kursi yang Bergejolak
Pada 8 September 2025 Presiden Prabowo melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu baru, menggantikan Sri Mulyani. Langkah ini terjadi di tengah gelombang protes nasional soal akses pemerataan ekonomi---termasuk tuntutan "17+8 Tuntutan Rakyat" yang mengguncang parlemen dan memicu kerusuhan.
Tak ayal, pasar bereaksi drastis. IHSG jatuh hingga sekitar 1--1,6 %, rupiah melemah, dan investor bertanya-tanya: "Apakah ini 'optimisme' atau sinyal lampu kuning fiskal?"
Pernyataan "Kontroversial" yang Menyulut Kritik
Langsung setelah dilantik, Purbaya membuka konferensi pers ala "Aha, saya orang pasar, nih!" dan melempar kalimat yang kemudian meledak di sosial media:
"Itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Mungkin ada yang merasa hidupnya masih kurang puas."
-
Lalu, mengomentari anjloknya IHSG: "IHSG anjlok itu biasa... saya sudah lebih dari 15 tahun di pasar, saya tahu betul cara memperbaiki ekonomi."
Sarkasme media dan netizen pun meledak: ini katanya optimisme, tapi banyak yang bilang itu lebih mirip kepedean---atau bahkan arogan.
Apakah Purbaya Lebih Baik dari Sri Mulyani? Tergantung pada...