"Saya ini bukan siapa-siapa. Saya hanya anak tukang kayu."--- Joko Widodo, dalam berbagai pidato kenegaraan dan kampanye.
Pernyataan sederhana itu, yang dulu sering diucapkan Joko Widodo alias Jokowi, kini terasa lebih simbolik daripada sekadar ungkapan kerendahan hati. Dari Solo ke Jakarta, dari Balaikota ke Istana Merdeka, Jokowi melewati perjalanan politik yang tidak biasa. Namun, di saat masa jabatan kepresidenannya berakhir, jalan yang dilaluinya tampak tak juga tenang. Justru badai baru mulai menghampiri.
Fenomena terbaru menunjukkan tanda-tanda bahwa reputasi Jokowi dan keluarganya menjadi sasaran upaya sistematis untuk dijatuhkan. Mulai dari isu keaslian ijazah, kembalinya polemik akun FUFUFAFA, hingga tudingan terhadap Gibran Rakabuming dan bahkan UGM sebagai institusi pendidikan, semua berkelindan dalam satu narasi: delegitimasi.
Bukan Sekadar Isu Ijazah
Sidang pengujian keabsahan ijazah Jokowi kini bergulir di pengadilan, diangkat oleh pihak-pihak yang mengklaim adanya kejanggalan dalam dokumen akademik Presiden. Meski sebelumnya sudah berkali-kali dibantah oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan dikonfirmasi oleh KPU, isu ini kembali hidup. Bahkan dosen pembimbing dan institusi kampus turut diseret ke ranah hukum.
"UGM siap mengikuti proses hukum yang berlaku," kata Andi Sandi, Sekretaris Universitas Gadjah Mada, sebagaimana dilansir Kompas.com (10/5/2025).
Menanggapi gugatan ini, Ir. Kasmojo membantah semua tudingan. "Saya yang membimbing langsung skripsi Pak Jokowi saat itu. Judulnya 'Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kota Surakarta'. Prosesnya biasa saja, tidak ada yang aneh. Kami punya arsipnya," ujar Kasmojo kepada Kompas (11/5/2025).Â
Ia menambahkan bahwa skripsi tersebut disusun dengan prosedur akademik yang berlaku saat itu dan telah melalui seminar serta sidang ujian skripsi. UGM pun menegaskan bahwa semua dokumen Jokowi valid dan terdokumentasi dengan baik.
Namun mengapa isu ini tetap berulang?
Jejak yang Terlalu Terang untuk Diabaikan
Yang menarik, isu yang menyerang Jokowi tidak berdiri sendiri. Ia muncul bersamaan dengan sorotan terhadap keluarganya: Gibran yang dituding menerima privilege politik, Kaesang Pangarep yang memimpin PSI---partai yang kini mulai menunjukkan tanda-tanda perluasan basis dukungan, dan Bobby Nasution yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara.