Tentu dengan teguran ini Jokowi tidak bermaksud bahwa peraturan itu bisa diterabas. Â Namun hal yang dimaksud adalah, jangan mempersulit dan memperlambat proses yang ujung - ujungnya mengharapkan kick back.
Untuk impor migas pun Jokowi sudah berulangkali mengingatkan. Karena dengan nilai impor migas yang tinggi berarti anggaran belanja negara akan terkuras di bidang itu, padahal pembangunan di bidang lain sangat membutuhkan dana tersebut.
Kembali pada teguran di atas, di mana saat ini Jokowi mulai menyusun para menterinya di periode keduanya.
Pastilah dengan momentum ini, keempat menteri itu lebih memperhatikan teguran tersebut. Karena bisa saja teguran itu berarti bahwa Jokowi memberikan signal para menteri tersebut patut diganti.
Hal yang menarik adalah, tiga dari Menteri yang diingatkan Jokowi itu yakni: Jonan, Rini serta Sofyan Jalil adalah orang - orang profesional yang ada di kabinet Jokowi saat ini.Â
Bahkan Jonan, misalnya adalah menteri yang cukup berprestasi, walau sempat diberhentikan namun diangkat lagi dengan posisi yang lebih bagus.Â
Dialah yang dianggap berhasil melakukan negosiasi sehingga mayoritas saham Freeport bisa dikuasai negara.
Tentu kita tidak harapkan, seandainya karena kinerja mereka dianggap kurang, lalu Jokowi mencari penggantinya, maka para penggantinya itu justru kurang profesional dari mereka.Â
Dan tentu saja kita harapkan untuk periode Jokowi berikutnya, kedua hal yang belum sepenuhnya ditanggulangi di bidang impor migas dan perijinan, tidak lagi menjadi PR yang selalu terulang. Ini memang manjadi PR penting bagi Jokowi - Amin.***MG