Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Bukan Pelaksanaan Janji Pekerjaan Rumah Terbesar Jokowi - Ma'ruf

1 Juli 2019   07:00 Diperbarui: 1 Juli 2019   07:24 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah MK memutuskan hasil sengketa Pilpres, maka KPU juga menetapkan Jokowi - Ma'ruf menjadi Presiden dan Wakil Presiden untuk periode lima tahun ke depan.

Dengan penetapan itu berarti secara legal formal, Jokowi - Amin telah berhak untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden di negeri ini. Sekarang kita tinggal menunggu upacara pelantikan keduanya pada bulan Oktober nanti.

Lalu apakah pekerjaan rumah terbesar yang penting dan mendesak diharapkan perlu diselesaikan oleh pasangan terpilih ini?

Mungkin banyak orang berpikir bahwa perkerjaan rumah terbesar yang perlu diselesaikan oleh Jokowi - Ma'ruf adalah melaksanakan janji - janji yang telah mereka ungkapkan pada masa kampanye.

Namun menurut Penulis, bukan itu yang paling penting dan mendesak untuk diselesaikan. Lalu apa?

Hal paling penting dan menjadi pekerjaan rumah terbesar yang harus dilakukan oleh Jokowi - Amin adalah menyatukan kembali bangsa ini sebelum melakukan hal yang lainnya.

Nampak sekilas, persatuan dan kohesi bangsa ini adalah hal yang sepele. Bahkan mungkin ada yang memandang hal tersebut sama sekali tidak perlu dilakukan.

Namun sebenarnya justru persatuan dan kesatuan itu adalah pilar utama agar bangsa ini bisa maju dan berkembang ke depan. Tanpa adanya persatuan maka apapun yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan maksimal, sebab tidak didukung sepenuhnya oleh seluruh rakyat.

Untuk saat ini, harus diakui kesatuan dan kohesi bangsa itu masih terancam. Hal itu terjadi karena proses pemilu yang menyebabkan munculnya fraksi - fraksi yang berseberangan.

Bahkan sampai saat ini kita merasakan bahwa masih banyak saling caci dan hina yang tetap gencar dilakukan. Terutama di sosial media. 

Perpecahan seperti ini harus diakui belum pernah terjadi sebelumnya. Ada semacam bibit - bibit perpecahan yang mengkristal. Jika potensi perpecahan ini tidak segera diselesaikan maka ada bahaya akan berkembang sehingga sulit ditanggulangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun