Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Kabinet "Kalong-Kodok" ala Faldo, Apa Itu?

23 Juni 2019   20:19 Diperbarui: 25 Juni 2019   07:30 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: instagram Faldo Maldini/Kolase: Tribunnews.com

Faldo adalah bintang baru dari PAN. Setelah viral dengan videonya mengenai "Prabowo Tak Mungkin Menang di MK" kini dia buat video baru "Prabowo (mungkin) Gabung Jokowi".

Video pertamanya yang cukup kontroversial memancing pro dan kontra.

Bagi yang pro, menilai pernyataan Faldo yang mengatakan bahwa Prabowo tidak mungkin menang karena perbedaan angka kemenangan terlalu besar adalah logis dan cukup berdasar.

Namun bagi yang kontra, apa yang dikatakan Faldo tersebut hanya mau menarik perhatian saja dan dianggap kurang bijak karena menyebabkan perpecahan internal koalisi.

Dan tentu saja secara resmi PAN yang menjadi partai Faldo menyangkal itu sebagai pernyataan resmi mereka.

Menurut yang netral, pernyataan Faldo tersebut bisa saja merupakan strategi internal PAN yang mau memantapkan pijakannya di "kedua kaki".

Satu sisi PAN tidak mau dianggap pengkhianatan karena proses persengketaan Pilpres belum selesai.

Namun di sisi lain mereka tidak mau juga disebut ketinggalan kereta untuk bergabung dengan koalisi yang hampir pasti menjadi pemenang.

Dalam pilihan ini, Faldo mewakili suara yang pro ke kubu Jokowi.

Dalam videonya kali ini pun nampaknya Faldo masih memerankan fungsinya tersebut. Dia melihat bahwa jika Jokowi diputuskan menang oleh MK, maka kemungkinan besar Prabowo bergabung dengan Jokowi.

"Itu realistis. Itu pilihan bagi parpol, berada dalam lingkaran kekuasaan tentu lebih baik," kata Faldo Maldini. (Detik com)

Untuk sedikit menetralisir keterpihakan nya pada Jokowi, dia juga mengatakan jika seandainya Prabowo dimenangkan oleh MK maka sebaiknya Jokowi juga bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Dari semua yang dia ungkapkan di video keduanya ini, ada yang hal lain yang menarik telah diungkapkan oleh Faldo. Dia mengusulkan nama kabinet dalam pemerintahan mendatang adalah kabinet "Kalong - Kodok" atau "Kodok - Kalong". 

Apa alasannya memberikan nama tersebut?

"Jika seandainya Pak Prabowo terpilih, ya dia presiden kita. Kalau Pak Jokowi terpilih ya, dia presiden kita ke depan. Karena itu, mari kita nikmati ini menjadi sesuatu yang lebih mendewasakan. Karena demokrasi harusnya membuat kita lebih dewasa. Karena ada tujuan kehidupan bangsa yang ke depan yang jauh lebih panjang, lebih besar daripada kita sekadar bercebong atau berkampret," ucapnya.

Nampaknya nama yang diberikan oleh Faldo ini seperti suatu gurauan namun jika ditelaah lebih dalam ada mengandung kebenaran juga.

Selama periode kampanye Pilpres dan kontestasi Presiden ini memang kedua kubu telah saling mengejek dengan istilah kampret dan cebong. Dua nama hewan ini seolah menjadi tanda dan identitas masing - masing simpatisan dari masing - masing kubu. 

Memang, setelah semuanya berakhir kedua kubu harusnya tidak lagi terpecah, mereka harus mau move on atau bergerak maju, berkembang untuk membangun bersama bangsa ini. 

Dalam arah untuk mulai berkembang inilah Faldo mengusulkan agar kampret menjadi kalong, jenis kelelawar yang lebih besar serta cebong menjadi kodok.

Sebenarnya, kalau sungguh mau supaya terjadi persatuan dan kohesi kembali antara dua kubu kedua nama itu harus dihilangkan. Semua kelompok menjadi satu, orang Indonesia.***

MG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun