Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Silaturahmi Politik Prabowo kok Berbeda?

6 Juni 2019   08:34 Diperbarui: 6 Juni 2019   13:41 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Tribunnews.com

Untuk para politikus setiap gerak laku yang mereka kerjakan nampaknya tidak terlepas dari makna politik yang mereka lakonkan.

Begitu juga dalam momen Idul Fitri ini. Bagi orang biasa saat lebaran adalah kesempatan untuk saling memaafkan saja, namun untuk politikus kunjungan lebaran juga ada arti tambahan. Makna tambahan itu mengandung pesan politik yang mereka ingin sampaikan ke publik.

Dalam hal ini kunjungan AHY yang mewakili keluarga SBY berkunjung ke Jokowi dan Megawati tentu tidak hanya dipandang sebagai sowan Idul Fitri biasa. 

Dalam kunjungan itu, jelas SBY dan AHY mau penyampaikan pesan bahwa diantara mereka sudah ada rekonsiliasi politik. Selain rekonsiliasi pertemuan itu juga menampakkan bahwa sikap Partai Demokrat untuk semakin terbuka menjalin kerjasama dengan Pemerintah Jokowi dan PDIP.


Begitu juga makna kunjungan Jokowi ke Megawati dan bukan sebaliknya Megawati yang bersilaturahmi ke Jokowi. 

Dari pertemuan itu nampak bahwa Jokowi mau menghormati Megawati sebagai ketua Partai PDIP, karena biar bagaimanapun Jokowi bisa menjadi Presiden adalah berkat dukungan partai ini.

Dalam silaturahmi tersebut kelihatan juga karakter Jokowi yang mau menghargai tokoh yang lebih senior sebagai seorang pribadi, bukan sebagai seorang Presiden.

Hal yang menarik adalah kunjungan Idul Fitri Prabowo. Pada kesempatan Idul Fitri kali ini dia langsung berkunjung ke keluarga Cendana. Dia tidak berkunjung ke tokoh - tokoh lain termasuk ke Jokowi.

Tentu kunjungan ke Cendana ini bukan hanya kunjungan kekeluargaan biasa, walau Prabowo masih punya ikatan kekerabatan dengan keluarga Orde Baru itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun