Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belajar dari Etika Menerima Kekalahan SBY

28 Mei 2019   11:45 Diperbarui: 28 Mei 2019   12:01 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: detikNews.com

Karena harus menunggu ibu yang sedang sakit di Singapura, SBY jarang tampil di depan publik. Jika ia ingin menyampaikan pandangannya terhadap situasi politik di Indonesia, maka SBY akan mengirimkan surat atau tampil live lewat streaming video.

Hal itulah yang dilakukan SBY baru - baru ini untuk menanggapi situasi politik terkini di Indonesia.

Pernyataan SBY kali ini cukup panjang dan banyak isu yang ia angkat, namun ada satu isu yang rasanya sangat penting yakni: etika menerima kekalahan.

Isu tersebut menjadi penting karena ada kesan bahwa saat ini justru sedang dipertunjukkan dihadapan publik betapa ada kelompok yang mau menang sendiri. 

Meskipun secara gamblang dan faktual diperlihatkan bahwa hasil dari Pilpres ini sudah ada pemenangnya, namun mereka tidak mau menerima kekalahan.

Sikap untuk tidak mau kalah ini kemudian dipresentasikan dengan ajakan, agitasi dan provokasi tuduhan kecurangan. Seruan ini juga ditambah dengan ajakan untuk melakukan unjuk rasa dan "People Power".  

Cara - cara ini tentu saja membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Bahkan ada resiko terjadi konflik horizontal dan kerusuhan, dan itu sudah terbukti dengan terjadinya kerusuhan dan korban jiwa pada unjuk rasa tanggal 21 - 22 Mei yang lalu.

Dalam situasi inilah dalam pernyataannya, SBY mengatakan bahwa perlu sikap sportif untuk menerima kekalahan. Hal itu tidak mudah, namun begitulah seharusnya sikap seorang negarawan.

Sikap ini memerlukan kerendahan hati untuk bersikap ksatria menerima Kekalahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun