Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kuli Pengumpul Salak Lolos sebagai Wakil Rakyat

28 April 2019   11:20 Diperbarui: 28 April 2019   11:27 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: detik.com

Namanya Wachyu Hidayat, Seorang kuli salak di Banjarnegara. Ia berhasil lolos menjadi anggota DPRD dari partai PDIP. Wachyu mengaku tak menyangka dengan perolehan suara yang diraihnya.

Dalam hal ini Wachyu melengkapi cerita lain dari seorang pengantar galon air yang juga lolos sebagai wakil rakyat.

Kisah seperti ini menarik untuk didengar dan indah untuk diceritakan. Terutama karena ditengah brutalnya persaingan politik ada terselip kisah romantis seperti ini. 

Mengapa penulis menyebutkan ini semacam romantisme? 

Kita tentu tidak lupa bagaimana seorang Wakil Rakyat lain yang sampai melakukan korupsi puluhan miliar demi untuk mendapatkan kursi legislatif itu.

Juga ada caleg yang sampai bunuh diri dan masuk rumah sakit jiwa karena gagal dan telah menghabiskan banyak biaya demi mendapatkan suara. 

Ya, kisah Wachyu  ini bagai setetes hujan ditengah kering kerontang nya panas suhu persaingan antar caleg yang  merebut kursi panas legislatif. 

Wachyu adalah segelintir "orang biasa" yang kebetulan bisa duduk sebagai wakil dewan terhormat bersama para artis, tokoh masyarakat dan para petualang politik kaya yang lolos sebagai wakil rakyat.

Sebenarnya, yang patut diapresiasi bukankah keberhasilan untuk menduduki kursi legislatif itu. Tapi bagaimana prestasi mereka  kelak setelah mereka duduk sebagai anggota dewan yang terhormat itu.

Penulis justru khawatir "para Wachyu" yang duduk sebagai wakil rakyat itu, nantinya justru tercemar oleh permainan kotor dan brutal yang ada dalam sistem yang telah membeku di kalangan wakil rakyat. 

Dalam sistem itu, idealisme mereka menjadi luntur, sehingga mengecewakan masyarakat konstituen yang telah memilih mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun