Adalah Yuni Hariseni.Â
Sekilas, perempuan ini sama seperti kaum hawa lainnya.Â
Di rumah ia menjadi ibu rumahtangga seperti kebanyakan perempuan lain. Namun saat tiba di kantor ia bertranformasi menjadi wanita pemimpin yang disegani.
Dia dikenal sebagai pribadi yang ramah dan mudah bergaul. Tapi untuk hal yang menyangkut tugas dan tanggungjawab nya, Â pribadi ini dikenal sebagai sosok yang tegas dan tidak neko-neko dalam mengambil keputusan.
Salah satu keputusan tepatnya adalah ketika ia mengabulkan permintaan masyarakat di desanya untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa 2014 silam.
Karena keyakinan dan kepercayaan masyarakat padanya, maka ibu ini akhirnya terpilih dalam perlehatan pemilihan kepala Desa tersebut.Â
Peristiwa pelantikannya pada saat itu menjadi berita besar karena dialah satu-satunya kepala desa perempuan di Lombok Barat.
Meskipun ia sempat diragukan, namun berkat tangan dingin dan determinasi tingginya untuk mencapai tujuan, ia membuktikan bahwa jika diberikan kesempatan, kaum wanita pun bisa bersaing dengan kaum pria, bahkan lebih unggul.
Buktinya, kini wisata Desa Sesaot menjadi salah satu destinasi pariwisata yang cukup diperhitungkan di Nusa Tenggara Barat.Â
Bahkan terakhir, wisata Desa Sesaot diakui menjadi salah satu wisata berstandar internasional.
Kawasan wisata Sustainable Tourism Observatorium (STO) adalah sebuah konsep pembangunan destinasi wisata berstandar Internasional dengan menjaga lingkungan dan memberdayakan komunitas.
Selain itu Desa Sesaot juga telah ditunjuk menjadi Kampung Kreatif Sekawan yang dikelola masyarakat Desa Sesaot, Desa Pakuan dan Desa Buwun Sejati.Â
Kampung kreatif ini akan menjadi etalase bagaimana sektor pariwisata bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar destinasi, terutama kaum perempuannya.
Keberhasilan-keberhasilan itu tentu tidak mudah dicapai. Ini semua karena ada seorang wanita yang memperjuangkan dan mengelolanya, seorang Kades perempuan Yuni.Â
Sebagai seorang kepala Desa, dia selalu melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan implementasi kegiatan.Â
Semua proses itu ditunjukkan untuk memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan caranya itu ia ingin mengajak masyarakat turut menjaga dan memajukan obyek wisata yang dikelola bersama.
"Kalau bukan kita, yang menjaga, siapa lagi?", katanya.
Prinsip yang selalu dipegangnya adalah setiap permasalahan yang ada harus dicarikan jalan keluarnya. Apalagi menyangkut masalah pariwisata.Â
Alumnus Universitas Terbuka Mataram ini dikenal sebagai pribadi yang cepat tanggap. Baginya kepuasan pengunjung adalah nomor satu.
"Jangan pernah mengecewakan orang lain", ungkapnya.Â
Ia sangat sadar keberhasilan yang  dicapai sekarang ini karena mendapat dukungan dari masyarakat. Karena itu Kades ini tetap tekun turun ke bawah guna menyerap aspirasi masyarakat.Â
Dalam setiap program yang dicanangkan, Bu Yuni senantiasa menggandeng tokoh agama, pemuda dan masyarakat.Â
Lewat pendekatan seperti inilah, hampir setiap permasalahan yang ada di Desa Sesaot berhasil ia tangani.Â
"Mudah - mudahan, keberhasilan ini akan mengubah pandangan masyarakat terhadap pentingnya menjaga objek pariwisata," harapnya.
Saat ini lokasi Desa Sesaot adalah bagian dari KPH Rinjani Barat yang menjadi partner program kegiatan Forest Investment Progam II (FIP II).
Program yang bertujuan untuk mensupport pengelolaan KPH lewat kegiatan pengelolaan hutan Lestari berbasis pemberdayaan masyarakat ini melakukan kegiatan memfasilitasi proses yang ada di sana.
Diharapkan dengan dukungan FIPII ini pariwisata di Desa Sesaot bertambah maju dan berkembang.***MG
* Bahan dari berbagai sumber.