Dalam hal ini partai dikelola bukan secara moderen tapi sangat tradisional. Partai seolah sebuah kerajaan, dimana pertalian darah menjadi kriteria utama untuk pengalihan kekuasaan. Partai seolah milik keluarga.
Menurut penulis, partai Demokrat sedang mengalami titik balik. Kita masih ingat bagaimana partai ini sempat memberikan harapan sebagi partai nasional yang moderen dan progresif. Hal itu terjadi ketika PD dipimpin oleh anak - anak muda energik.
Namun sayangnya justru sebagian besar anak muda itu mendekam di balik jeruji karena kasus korupsi.Â
Nampaknya peristiwa ini membuat SBY sebagai pendiri partai ambil keputusan praktis oportunis, kalau sama - sama beresiko kenapa tidak diserahkan saja kekuasaan itu pada keluarga?. Toh kalau berhasil sekurangnya dia bisa menjaga dinastinya.
Tentu ini tidak sehat untuk kehidupan politik kita. Saat Indonesia sungguh memerlukan partai politik moderen dan berkualitas, kita justru mendapatkan partai - partai tradisional, nepotis dan oportunistis.***MG
Bahan bacaan:
Surat SBY dari Singapura: AHY Pimpin Pemenangan Pemilu PD
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI