Mohon tunggu...
Mariska Sinaga
Mariska Sinaga Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Mariska Sinaga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Martabak Terakhir Bersamanya

19 April 2021   15:18 Diperbarui: 19 April 2021   15:52 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebagian orang sangat menyukai martabak yang merupakan makanan jajanan ringan. Kita semua pasti sudah pernah menikmati makanan ini. Martabak memiliki berbagai jenis rasa. 

Pada dasarnya, martabak manis dan martabak telur merupakan jenis martabak yang paling sering kita temui. Martabak manis adalah makanan khas Bangka Belitung. Martabak ini disebut juga dengan Hok Lo Pan karena diciptakan oleh orang-orang Hakka (Khek) Bangka. Martabak ini sudah hampir tersebar di semua kota-kota besar khususnya Indonesia.

Selain martabak manis, martabak jenis yang lain adalah martabak telur. Cerita berawal dari seorang pemuda Tegal dari Jawa Tengah yang besahabat dengan salah satu warga India yaitu Abdullah bin Hasan al-Malibar. Pemuda Tegal ini memperkenalkan sahabatnya kepada saudarinya. 

Ternyata pertemuan itu berujung kepada pernikahan. Abdullah sangat pintar untuk memasak masakan yang terbuat dari tepung terigu. Dia pandai untuk membuat martabak. Dengan situasi Negara yang memiliki berbagai makanan khas yang berbeda-beda, dia membuat martabak dengan rasa yang disesuaikan terhadap lidah orang Jawa. Istrinya berasal dari Jawa dan suku Jawa lebih dominan memakan sayuran. Dengan ide yang bagus, dia menjadikan martabak dengan sayuran yang dicampur dengan bahan lainnya.

Selain tersebar di kota-kota besar, makanan ini sudah ada di beberapa daerah kecil Indonesia. Makanan ini sering sekali ditemui di pasar, pinggir jalan, pasar malam, dan juga acara-acara besar lainnya yang dikunjungi khalayak ramai. Harga yang cukup terjangkau dengan kenikmatan yang tidak kalah dengan makanan restoran membuatnya mudah mendapatkan peminat.

Ada suatu hal yang menarik, ternyata sering ditemui bahwa seorang anak akan menitip martabak kepada ibunya apabila pergi ke pasar untuk berbelanja. Sebagian anak akan memesan martabak ini untuk dibawakan orangtuanya. Apabila orang tua tidak membelinya, kemungkinan anak itu akan sedih dan kecewa.

Namun, tujuan penulisan ini bukanlah untuk hal-hal itu. Sebenarnya ada suatu kisah yang pahit dari martabak ini untuk seorang gadis remaja yang berusia 15 tahun. Dia berasal dari suku Batak dan sejak kecil sudah bersama keluarga kakek dari bapaknya. sedangkan Berbeda dengan kakek dari keluarga ibu yang sangat jarang berjumpa bersama karena jarak yang cukup jauh. 

Akan tetapi, apabila anak ini memiliki libur panjang maka dia akan menyempatkan waktu berkunjung ke rumah kakeknya ini. Dia juga mengasihi kakeknya tanpa membandingkannya. Suatu ketika, kakeknya jatuh sakit. 

Oleh sebab jarak yang cukup jauh dan kondisi yang tidak memungkinkan karena situasi sekolah sehingga dia tidak dapat bertemu dengan kakeknya. Dia mendengar kakeknya mengalami stroke. Dia tidak menyangka bahwa kakeknya akan merasakan sakit itu. Seperti yang kita ketahui, orang yang mengalami stroke akan merasa tidak berharga karena tidak dapat menggerakkan bagian tubuhnya,

Sepanjang waktu, gadis ini memikirkan kondisi kakeknya dan berharap bagaimana untuk bertemu dengannya. Akan tetapi, hal itu tidak mudah terjadi karena selalu ada kendala yang harus ditangani lebih dahulu. Suatu ketika, libur pun tiba, dia menyempatkan waktu untuk bertemu dengan kakeknya. 

Dia datang membawa dua kotak martabak sebagai buah tangannya kepada Sang Kakek. Saat dia datang, Sang Kakek terkejut dan menangis. Mereka juga berbincang-bincang walaupun tidak begitu jelas suara dari kakek. Akan tetapi, dia menikmati perbincangan itu. Dia segera membuka kotak martabak dan menyuapnya kepada kakek. Dia hanya beberapa waktu berada disana dan setelahnya dia kembali ke kampung halamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun