Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berguguran Tetapi Bukan Dedaunan Melainkan Amal Kebaikan yang Mengharap Pujian

16 April 2024   23:00 Diperbarui: 16 April 2024   23:17 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Design Image by: bing.com/AI

Berguguran Tetapi Bukan Dedaunan Melainkan Amal Kebaikan yang Mengharap Pujian 

Oleh: Abi Wihan 

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui orang-orang yang berbuat baik tanpa pamrih. Mereka menyebarkan kebaikan, membantu sesama, dan berusaha menciptakan dampak positif di sekitar. Namun seringkali kita juga melihat orang-orang yang melakukan amal baik dengan motivasi yang kurang murni. 

Mereka berusaha mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain, bukan karena niat yang tulus untuk membantu sesama. Hal ini mengingatkan pada pepatah yang menyatakan bahwa ada yang berguguran, bukan dedaunan, melainkan amal kebaikan yang mengharap pujian.

Pada dasarnya, setiap manusia cenderung ingin dihargai dan diakui atas apa yang mereka lakukan. Namun, ketika motivasi melakukan kebaikan terpengaruh oleh keinginan untuk mendapatkan pujian semata, maka nilai sejati dari amal kebaikan tersebut menjadi dipertanyakan.

Amal kebaikan yang dilakukan dengan motivasi yang kurang murni, yaitu semata-mata untuk mendapatkan pujian, tidak akan bertahan dalam jangka panjang. Sejatinya, kebaikan berasal dari niat yang tulus untuk membantu sesama tanpa mengharapkan imbalan apapun. 

Jadi, penting bagi kita untuk mengevaluasi niat kita saat melakukan amal kebaikan dan mengingatkan diri kita bahwa penghargaan sejati datang dari kesadaran bahwa kita telah membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, bukan dari pujian orang lain. Sebagimana ada pepatah yang mengatakan bahwa "tangan kanan tidak boleh tahu apa yang diberikan oleh tangan kiri." Artinya, amal kebaikan seharusnya tidak dipamerkan atau dibesar-besarkan.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

"Setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendaki atau karena seorang wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dituju." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa keikhlasan niat dalam melakukan suatu amal sangatlah penting. Amal yang dilakukan semata-mata untuk mencari pujian atau keuntungan dunia tidak akan mendapatkan keberkahan. Oleh karena itu, dalam melakukan amal baik, penting untuk memastikan bahwa niat kita murni hanya untuk Allah SWT.

Untuk kita renungkan bersama:

  • Orang yang melakukan amal kebaikan semata-mata untuk mendapatkan pujian cenderung kehilangan esensi sejati dari kebaikan itu sendiri. Mereka lebih fokus pada apa yang bisa mereka dapatkan daripada pada manfaat yang mereka berikan kepada orang lain.
  • Orang yang bergantung pada pujian untuk memvalidasi amal kebaikan mereka rentan terhadap perasaan kekecewaan dan frustrasi ketika tidak mendapatkan pengakuan yang diharapkan. Hal ini dapat menyebabkan siklus perilaku yang tidak sehat.
  • Mengharapkan pujian dari orang lain sebagai satu-satunya penghargaan untuk amal kebaikan yang dilakukan merupakan ekspektasi yang tidak realistis. Kebaikan sejati tidak memerlukan pujian dari luar untuk membenarkannya.

Mari kita terus berbuat baik tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan dari manusia. Kebaikan yang tulus akan meninggalkan jejak di hati orang lain, meskipun tidak selalu terlihat oleh mata. Ingatlah bahwa amal kebaikan seharusnya semata-mata ikhlas karena Allah dan balasan yang Allah berikan atas kebaikan yang kita lakukan sangat jauh lebih sempurna dibandingkan hanya sekadar pujian dan pengakuan dari orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun