Mohon tunggu...
Mario Amarya
Mario Amarya Mohon Tunggu... Freelance

Saya hobi menulis dan saat ini sedang mencari pekerjaan tetap yang berhubungin dengan menulis dan menerjemahkan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Destinasi Wisata Tangkuban Parahu, Menikmati Pemandangan dan 'Aroma Wangi' Belerang

22 September 2025   18:05 Diperbarui: 23 September 2025   23:01 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat. Sumber: Istockphoto

Tentu banyak yang sudah tahu tentang legenda cerita rakyat yang satu ini: Sangkuriang. Ya, mendengar kata Sangkuriang pasti yang pertama kali ada di pikiran adalah Gunung Tangkuban Perahu. Gunung tersebut terbentuk akibat perahu yang tidak selesai dan karena Sangkuriang merasa ditipu oleh Dayang Sumbi yang adalah ibu kandungnya sendiri. Tapi di artikel ini saya tidak akan membahas tentang ceritanya, melainkan tentang salah satu destinasi wsata yang hingga saat ini masih ramai pengunjung. Di Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu ini, pengunjung tidak hanya sekedar menikmati pemandangan dan kemegahan gunung berapi yang masih aktif tersebut, melainkan juga menikmati semerbak 'aroma wangi' belerang.

Profil singkat dan spot-spot foto Tangkuban Parahu

Area Parkir TWA Tangkuban Parahu. Sumber: Istockphoto
Area Parkir TWA Tangkuban Parahu. Sumber: Istockphoto
Tangkuban Parahu memang sudah ada dari sekitar 90.000 tahun yang lalu, tapi destinasi wisatanya baru diresmikan pada tahun 1974. Jadi, sudah 51 tahun lamanya destinasi ini berdiri. Destinasi wisata Tangkuban Parahu ini memiliki luas sekitar 1.204,40 hektar, dengan area parkir yang dibagi menjadi 2 bagian: khusus untuk bus pariwisata dan khusus sepeda motor dan mobil. Untuk bus pariwisata sendiri memang tidak diperbolehkan parkir di bagian atas, karena jalur dan medannya terlalu curam. Maka dari itu, bus pariwisata parkir di tempat parkir setelah gerbang loket. Untuk menuju ke tempat wisatanya, pihak pariwisata menyediakan beberapa unit shuttle bus untuk mengantar para wisatawan ke lokasi serta juga mengembalikan wisatawan ke bus pariwisata jika sudah selesai berkunjung. 

Ketika sampai di lokasi, pengunjung lokal maupun asing bakal disuguhkan pemandangan yang sangat luar biasa indah. Memang Tangkuban Parahu ini juga termasuk gunung berapi yang masih aktif, dan kali terakhir meletus adalah di tahun 2019. Tapi sekarang kembali ke mode 'tidur'. Jika pengunjung ingin melihat dari kejauhan, ada beberapa gardu pandang yang tersedia di beberapa sudut. Bisa juga selfie dan berfoto bersama dengan latar pemandangan Tangkuban Parahu. Selain menikmati pemandangan, hal yang tak kalah menarik adalah 'aroma wangi' belerang yang sudah tercium bahkan dari jarak jauh sekalipun. Bagi yang kuat mencium baunya sih, masih oke. Tapi bagi yang tidak kuat, bisa memakai masker. Hehehe. Bagi yang ingin membeli suvenir atau oleh-oleh, bisa membeli di tenda suvenir yang tersedia di berbagai sudut objek wisata. Atau juga bisa membeli di pedagang keliling yang menyebar di area wisata. Yang kelaparan atau kehausan juga jangan khawatir, ada banyak sekali makan dan minuman dengan harga terjangkau tersedia di beberapa sudut area wisata. Dari mulai sosis bakar, jasuke, bakso, cilok, semuanya ada. 

Patung harimau di Tangkuban Parahu. Sumber: Istockphoto
Patung harimau di Tangkuban Parahu. Sumber: Istockphoto

Untuk harga tiket masuknya, bagi wisatawan lokal adalah Rp. 20.000 (hari kerja) & 30.000 (hari libur), sedangkan untuk mancanegara adalah Rp. 200.000 (hari kerja) & 300.000 (hari libur). Jam buka dari Tangkuban Parahu adalah dari jam 8 pagi hingga 5 sore. Fasilitas-fasilitasnya juga lengkap dan memadai, dari toilet, musholla, hingga kios-kios suvenir.

Sekilas saja informasi mengenai TWA Tangkuban Parahu. Semoga bisa menjadi rekomendasi untuk menjadi destinasi pilihan di hari libur.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun