Mohon tunggu...
Mario Amarya
Mario Amarya Mohon Tunggu... Freelance

Saya hobi menulis dan saat ini sedang mencari pekerjaan tetap yang berhubungin dengan menulis dan menerjemahkan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Final Destination 6: Kembalinya 'Sang Maut'

3 Juli 2025   21:38 Diperbarui: 3 Juli 2025   21:38 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Final Destination: Bloodlines, sekuel keenam yangg dilanjutkan kembali setelah 14 tahun. Sumber: The Movie Database. 

Jika mendengar judul film ini, sudah pasti di dalam pikiran dan bayangan yang terbersit adalah adegan-adegan kematian beruntun yang sangat tragis nan sadis yang pastinya bisa membuat penonton ngilu bahkan trauma. Trauma yang dimaksud adalah jika adegan kematian tersebut terjadi di kehidupan nyata. Setelah memiliki 5 sekuel yang dimulai tahun 2000 hingga 2011, kini Final Destination berlanjut ke film ke 6. Memang sangatlah jauh jaraknya, yakni 14 tahun. Sekuel keenam tersebut berjudul Final Destination: Bloodlines yang sudah tayang di bulan Mei 2025 lalu. 

Hanya gara-gara sebuah koin, banyak nyawa 'melayang'

Adegan pemakaman di Final Destination: Bloodlines. Sumber: The Movie Database. 
Adegan pemakaman di Final Destination: Bloodlines. Sumber: The Movie Database. 

Bermula dari mimpi buruk yang dialami oleh Stefanie tentang peristiwa kematian beruntun yang melibatkan neneknya, Iris, Stefani (Kaitlyn Santa Juana) berniat menemui nenknya untuk mengetahui kejadian yang sesungguhnya. Meski sempat dilarang oleh keluarga, Stefani tetap nekat. Setelah berhasil menemukan kediaman Iris dan bertemu tatap muka, ternyata mimpi yang ia alami memang benar dan Stefani bukanlah salah satunya. Iris memang mengalami kejadian tersebut namun berhasil menghentikan 'Maut' yang mengincar banyak nyawa di restoran Sky View. Sayangnya, Maut tetap melaksanakan tugasnya dengan membunuh semua orang yang Iris selamatkan, termasuk sang suami. Sayangnya, Stefani yang ketakutan setelah mendengar cerita neneknya bergegas pulang, dan membuat Iris yang semula mengurung diri selama 20 tahun akhirnya keluar dari rumahnya. Nahas, Stefani yang diberi buku petunjuk alur kematian seketika menyaksikan sendiri bagaimana Maut akhirnya membunuh Iris tepat di hadapannya. Dari situlah, Maut akhirnya 'bangkit' dan memulai kembali rantai kematian dan kali ini mengincar keluarga besar Stefani. Dari pamannya, Howard, yang terlindas mesin rumput, kemudian berlanjut ke Julia, sepupunya, lalu kemudian ke Erik dan Bobby yang mati bersamaan di Rumah Sakit Hope Rivers, walaupun Erik sempat selamat dari Maut akibat kebakaran di tokonya sendiri. Ketika hanya tersisa tiga orang, yaitu Stefani, Charlie, dan Darlene, ketiganya memutuskan untuk kembali ke rumah Iris untuk berlindung dan menyelamatkan diri dari maut. Sialnya, Maut tetap menghampiri ketika sampai di rumah Iris. Dan kali ini Darlene, ibu Stefani dan Charlie yang menjadi korban Maut berikutnya dengan tertimpa penyangga lampu. Saat hanya menyisakan dirinya dan adiknya, Charlie, Stefani yang merasa dirinya bangkit dari kematian karena disematkan Charlie saat tenggelam di genangan air kolam, rupanya tafsirannya salah. Hingga akhirnya, baik dirinya dan Charlie juga tidak bisa lolos dari Maut setelah keduanya tertimpa kayu yang dibawa oleh kereta. Semua peristiwa kematian tersebut hanya gara-gara sebuah benda kecil, yaitu koin kuno.

Seperti yang selalu ada di 5 sekual sebelumnya, Final Destination selalu memperlihatkan adegan kematian beruntun melalui sebuah mimpi atau penglihatan. Nha, di Final Destination: Bloodlines ini, mimpi tentang kematian tersebut terjadi 2 arah. Yaitu di masa depan dan masa lalu. Masa lalu, ketika Iris muda (Brec Bassinger) mendapatkan penglihatan tersebut, kemudian di masa depan, saat Stefani yang melihat adegan kematian tersebut melalui mimpi. Seperti yang saya katakan di subjudul, memang awal mula dari bencana kematian beruntun tersebut adalah gara-gara sebuah koin kuno. Koin tersebut menjadi benda yang mengakibatkan sebuah fungsi benda lainnya merasa tersendat, hingga menimbulkan benda di sekitarnya mulai 'estafet' untuk mengakibatkan kematian seseorang. Di film ini, MRI yang merupakan sebuah metode canggih di rumah sakit pun menjadi penyebab kematian seseorang, yaotu adalah Erik. Sementara benda-benda lain yang menyebabkan kematian tragis adalah piano, pecahan kaca gelas, mesin pemotong rumput, hingga kayu besar. Dari segi cerita sudah cukup bagus, begitupun dengan eksekusi alurnya. CGI yang digunakan juga sudah lumayan, dibandingkan dengan film keempat dan 5 yang masih terlalu kasar. Film ini pun juga kembali menghadirkan karakter John Bludworth yang diperankan oleh Forest Whittaker, yang memang selalu ada di Final Destnation 1 hingga 5 sebagai penyintas dan 'penasihat'. Sayangnya, di flm keenam ini dia hanya sebentar saja. Secara keseluruhan, Fianl Destination: Bloodlines lumayan bagus dan rumornya akan berlanjut ke sekuel yang ketujuh. Semoga saja yang ketujuh adalah sekuel terakhir, hehehe. 

Sekian review tentang Final Destination: Bloodlines. Terimakasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun