Mohon tunggu...
mariia trysana
mariia trysana Mohon Tunggu... Lainnya - Do not let everyone know everthing about you. Cultivate a mystique

Treat yourself like someone you loved

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kutitip Rindu untukmu Ayah

15 Juli 2020   13:00 Diperbarui: 15 Juli 2020   13:08 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pinterest

Dikeheningan malam, tetes demi tetes air mata membasuh wajahku, setiap tetesnya mengandung rindu yang terpendam. Tak dapat ku cegah segala rasa rindu yang kian mendesak ini. Ingin rasanya segera kucurahkan atau sekedar ku ucap.

Ditemani suara jankring dan indahnya keheningan malam ku coba mengenang semua tentang ayah. Dalam lamunan ku tersenyum, Masih ku ingat jelas garis tegas rahangmu yang menjadikan engkau semakin tampan. Atau kekarnya tanganmu yang dengan mudahnya mengendongku dan sekedar menaikkan ku pada kursi yang tinggi. Aku mengingat kembali kecup bibirmu di pipiku yang terasa hangat hingga hatiku bergetar.

Ayah ketahuilah you was my first love. Mungkin ini terdengar sedikit lebay, tapi akan selalu begitu. Kasih sayangmu tak akan pernah tergantikan oleh apapun. Ayah......Ijinkan aku bersandar di bahumu dan berayun di lengan tanganmu yang kokoh meski aku sudah tak kecil lagi. Kau adalah sosak lelaki sederhana terhebat yang pernah ku kenal. Kemanapun kaki ini melangkah, kau adalah tumpuan kaki ini berpijak.

Di setiap tetes keringat dan derai lelahmu kau rela diterpa teriknya matahari demi putri kecilmu ini. Bahkan hujanpun tak dapat membatasimu. Tulang- tulang mu kini telah rapuh, namun kau tak pernah lelah berjuang untuk memberikan kami sesuap nasi. Air mata ini tak sanggup membalas semua perjuanganmu. Bahkan, nyawapun tak bisa membalas semuanya.

Cinta dan kasih sayang yang engkau berikan padaku tak pernah ada dusta. Kau tunjukanku arti cinta, kau ajarkan aku kebaikan, kau jelaskan padaku makna kehidupan dan kau mendidikku dengan penuh kasih sayang. Kau sosok yang tak pernah mengeluh, yang terpancar dari wajahmu hanyalah senyum untuk orang-orang disekitarmu.

Ayah terima kasih untuk semua nasihat dan perjuanganmu. Ku mohon maafkan anakmu yang terkadang tak pernh mengindahkan semua pemberianmu. Ku mohon tetaplah bersamaku seperti hari lalu yang selalu memeluku erat dan menghujaniku dengan kecupan hangat. Maafkan aku yang tak bisa sekuat dan setegar dirimu.

Ayah tau kah engkau, bahwa putri kecilmu sangat merindukanmu. Ku rindu dekapan hangatmu meski sentuhanmu tak selembut belaian suci mama. Meski suaramu tak semerdu nyanyian mama, kau membingkai dan menghiburku dengan nada-nada ketulusan yang menghantar hatiku menuju kedamaian.

Ayah, Apa kabar?

Ku harap kau selalu dalam keadaan baik dan sehat. Aku merindukan belaianmu dan menginginkan untuk berjumpa. Rindu ini berada di antara derasnya hujan, dan kuharap tetesnya menyampaikan padamu. Ayah Sayangku padamu sebanyak tetes hujan yang tak terhitung. I just wanna say, you are the perfect father that I ever find. You are stronger more than anything. I  love you daddy. God bless you. Love you so much.

Rinduku, cintaku, dan kasihku untuk ayah kusebut dalam doa agar malaikat menyampaikan
semua ceritaku kini, kisah hari-hariku selama ini padamu.

mariiatrysana, 15 juli 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun