pemilu 2024 tidak hanya di tentukan oleh penyelenggara pemilu dan partai politik saja namun sangat ditentukan oleh sejauh mana partisipasi masyarakat / pemilih.
SuksesnyaBanyak hal yang dapat dan mungkin dilakukan untuk dapat berpartisipasi menyukseskan pemilu baik secara sendiri - sendiri ataupun berkelompok. Tidak cukup sekadar menjadi pemilih yang aktif dengan mengetahui tahapan dan ikut mencoblos pada saat pemungutan suara namun lebih dari itu .
" ditingkat desa / gampong misalnya bisa melakukan upaya - upaya meningkatkan partisipasi pemilih dengan percaya pada calon- calon yang akan di pilih pada pemilu yang akan datang" demikian disampaikan Ketua Jaringan Demokrasi Indonesia ( JaDI) Kota Langsa, Marida Fitriani,MP disela- sela kesibukannya,Selasa(22/11).
Menurutnya, sekalipun masyarakat pemilih berpartisipasi bila pilihannya tidak cerdas maka akan berujung pada pemimpin yang tidak berkualitas pula , untuk itu sedari dini kelompok- kelompok masyarakat dapat mengedukasi diri dan pemilih lainnya untuk benar- benar cerdas dalam menentukan pilihannya.
" masyarakat pemilih sering sekali mengeluh dengan kalimat bagaimana kita dapat memilih pemimpin yang berkualitas bila yang di suguhkan pada surat suara adalah calon- calon yang kami tidak kenal sama sekali rekam jejaknya bahkan calon- calon yang kita kenal namun rekam jejaknya tidak baik sehingga kami terpaksa memilih karena tidak punya pilihan lain" papar Fitri sapaan akrab mantan komisioner 2 periode ini.
Dirinya menjelaskan bahwa keluhan masyarakat / pemilih tersebut saat ini menjadi sebuah alasan klasik yang terus menerus ada ditiap pemilu serta menjadi persoalan dikemudian hari. Namun banyak hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk partisipasi masyarakat bila menginginkan pemilu tersebut sukses dan berkualitas salah satunya adalah mengenali sejak awal calon- calon yang akan diusung dan menghiasi surat suara pada pemilu 2024 .
" berpartisipasi guna menyukseskan pemilu yang berkualitas tentunya bisa dengan banyak cara, yang paling sederhana yaitu dengan membuat sosialisasi / informasi ditingkat desa / gampong tentang bakal calon - bakal calon yang akan maju pada pemilu sehingga sejak dini para pemilih sudah bisa menilai rekam jejak bakal calon tersebut " Ungkap Fitri .
Bakal calon peserta pemilu pastilah berasal dari desa / gampong setempat yang dalam proses pencalonannya diketahui oleh kepala desa / geuchik atau aparatur desa / gampong ,hal inilah yang menjadi dasar bagi kelompok masyarakat untuk dapat mengedukasi pemilih dimulai dengan mengenali calon terlebih dahulu , mengetahui rekam jejaknya baru selanjutnya menentukan pilihannya pada hari H pemungutan suara, imbuhnya.
Photo Ketua JaDI Kota Langsa, Marida Fitriani ( dok: pribadi)Image caption