Saat ini bisa dibilang kereta api merupakan moda transportasi favorit saya dan keluarga. Bagaimana tidak, setiap ke luar kota bersama suami ataupun ibu, saya selalu mantap memilih Kereta Api. Ketika membawa ibu pergi ke Bandung, Malang dan Semarang beberapa tahun lalu untuk mengunjungi saudara yang sedang sakit, saya pilih kereta api karena sangat ramah untuk lansia.
Sementara jika saya traveling bersama suami, maka kereta api jadi moda transportasi favorit karena kami bisa melihat pemandangan dari dalam kaca kereta. Ternyata di balik kenyamanan kami naik kereta api, ada dedikasi dari para Teknisi Sarana Perkeretaapian yang telah mencurahkan tenaga serta pikiran mereka dalam bertanggung jawab atas perawatan dan perbaikan sarana kereta api di Indonesia.
Sempat terpikir dalam hati, bagaimana sih caranya para Teknisi Sarana Perkeretaapian melakukan perawatan kereta api setelah digunakan? Apakah mereka terjun langsung ke kota-kota tempat kereta api berhenti atau bagaimana ya? Bersyukur sekali beberapa pertanyaan yang ada di kepala akhirnya terjawab manakala saya dan beberapa teman Kompasianer diberi kesempatan untuk berkunjung ke Balai Yasa Surabaya Gubeng (BYSGU) dalam rangka eksplorasi "bengkel kereta api' di Surabaya.
Acara yang diselenggarakan pada tanggal 12 Agustus 2025 dimulai pukul 9.30 dibuka dengan pengenalan secara singkat mengenai Balai Yasa Surabaya Gubeng oleh Bapak Agus Nadi dimana beliau menjabat sebagai Vice President UPT Balai Yasa Surabaya Gubeng. Kemudian penjelasan berikutnya disampaikan oleh Bapak Suprapto sebagai Perwakilan Humas Pusai KAI dan Bapak Robby Hermawan sebagai Manager Produksi Balai Yasa Surabaya Gubeng dimana Pak Robby memberikan penjelasan singkat mengenai komponen kereta api.
Sejarah Singkat Balai Yasa Surabaya Gubeng
Balai Yasa Surabaya Gubeng dibangun sekitar tahun 1912 oleh Staatsspoorwagen, dimana merupakan perusahaan kereta api milik Hindia Belanda. Staatsspoorwagen bertanggung jawab atas wilayah timur (Oosterlijnen).
Pada masa pasca-kemerdekaan, nama fasilitas Balai Yasa Surabaya Gubeng sempat berubah menjadi Balai Karya Surabaya Gubeng, namun pada akhirnya kembali dikenal sebagai Balai Yasa Surabaya Gubeng.
Pada tahun 2011, Balai Yasa Surabaya Gubeng mendapatkan sertifikasi Manajemen Quality Control yang menjadi momen berharga dalam upaya meningkatkan fokus dan kualitas perawatan sarana perkeretaapian.
Pada tahun 2018 hingga sekarang, Balai Yasa Surabaya Gubeng beralih menjadi fasilitas perawatan kereta penumpang dan kereta pembangkit (genset), setelah sebelumnya Balai Yasa Surabaya Gubeng lebih dikenal merawat gerbong ballast dan gerbong terbuka (kricak).
Bahkan kereta Panoramic yang diluncurkan oleh PT. Kereta Api Indonesia beberapa tahun silam merupakan hasil modifikasi Balai Yasa Surabaya Gubeng dimana memiliki fasilitas jendela kaca yang lebih besar, meja lipat, reclining seat, hingga nuansa interior terang yang menghadirkan kenyamanan dan terobosan estetika.Â