Mohon tunggu...
Maria Magnificatia Siregar
Maria Magnificatia Siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sharing Merupakan Kunci bagi Komunitas Ini

8 Maret 2021   03:26 Diperbarui: 8 Maret 2021   10:27 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyambung dengan artikel Analisis Sosial tempo hari, akhirnya saya dan beberapa teman saya melakukan sebuah analisis kepada sebuah kelompok. Sebenarnya hal ini sangat mengasikan ketika kami dapat terjun langsung seperti apa yang saya tuliskan di artikel tempo hari tersebut, tetapi apa daya situasi saat ini benar-benar tidak memungkinan untuk kami langsung terjun ke lapangan untuk melihat situasi dari komunitas ini.

Kabar baiknya walaupun kami tidak bisa terjun langsung ke lapangan, kami tetapi dapat melakukan analisis mengenai komunitas ini. Dengan cara yang sama seperti kebanyakan orang-orang saat ini, yaitu dengan cara online. Walaupun terkesan sedikit canggung saat kami melakukan wawancara, tetapi dengan bekal teori-teori yang diajarkan dalam kuliah kami yaitu cara berkomunikasi yang baik akhirnya kami dapat melewati rasa canggung menjadi sebuah percakapan yang friendly.

Komunitas yang kami pilih merupakan sebuah komunitas keagamaan, sebenarnya informasi dan perijinan yang kami dapatkan untuk melakukan analisis sosial ini berasal dari salah satu anggota kami. Dan untungnya, komunitas ini berkenan untuk kami repotkan dengan segala macam wawancara. Tentunya, kami memiliki alasan-alasan kuat mengapa kami memilih komunitas ini untuk diangkat menjadi topik analisis kami. 

Pandemi yang terjadi saat ini menjadi alasan kami untuk ingin mengetahui komunitas ini lebih dalam, seputar tentang bagaimana aktivitas yang semula offline dan mengharuskan diganti menjadi serba online dan bagaimana komunitas ini menghadapi keluhan sekaligus hambatan-hambatan yang datang. Karena selama saya dan teman-teman saya melakukan perkuliahan secara online saja sering menemui beberapa masalah, apalagi dengan komunitas yang memiliki tanggung jawab besar ini? ini lah yang menjadi pertanyaan besar kami. 

Siapa yang sudah bertanya-tanya komunitas keagamaan mana yang kami angkat? Kami mengangkat sebuah komunitas yang dominan berisi pemuda-pemuda sebagai penggerak sekaligus penganggung jawab dari aktivitas di salah satu Gereja Kristen di Bekasi.

Kami melakukan wawancara dengan komunitas ini pada hari Selasa kemarin tanggal 2 maret 2021, tentu wawancara yang kami lakukan juga secara online melalui WhatsApp dengan menelfon salah satu pengurusnya. Selama proses wawancara ini, kami benar-benar mendapatkan banyak informasi-informasi yang menarik untuk kami bahas dalam kelompok analisis kami.

Ternyata komunitas ini tidak hanya berisi pemuda saja, tetapi juga 0– usia yang sudah menikah alias bapak-bapak ibu-ibu juga terdapat dalam komunitas ini. Lalu komunitas ini mengelompokkan anggotanya sesuai umur seperti: 0-12 dimasukan kepada kelompok persekutuan anak-anak, 13-17 tahun berada pada kelompok taruna, 18-35 (yang belum menikah) menjadi kelompok gerekan pemuda,  untuk bapak-ibu yang sudah menikah juga memiliki kelompoknya sendiri yaitu persekutuan bapak-ibu, dan yang terakhir adalah perkumpulan atau kelompok lansia yang sudah pasti berisi para lansia. Aktivitas dari komunitas ini banyak digerakan oleh pemuda-pemudi Gereja, seperti: Worship, rapat setiap triwulan sekali untuk progam kerja kedepan, doa-doa dan lainnya.

Nah, komunitas ini juga tentunya mengalami banyaknya hambatan selama melakukan aktivitasnya secara online seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Karena pandemi ini segala kegiataan yang tadinya dilakukan di Gereja sekarang harus melakukannya secara online, walaupun masih bertatap muka antar anggota tetapi tatap muka sekarang ditambah dengan jarak juga hambatan seperti: sinyal, kesulitan menggunakan aplikasi-aplikasi tertentu, dan masih banyak lagi. 

Tentu saja perbedaan sangat dirasakan oleh mereka, seperti simpelnya adalah tanggung jawab untuk datang ke Gereja sekarang belum dapat dilaksanakan kembali. Hal-hal seperti ini membuat komunitas ini mengalami penurunan jumlah anggota, yang awalnya sekitar 100 orang sekarang turun sekitar 50% yang masih mengikuti acara-acara atau aktivitas komunitas ini. 

Para pengurus pun sudah mengusahakan sebaik mungkin untuk mengatasi hambatan ini, dan juga sudah menyebarkan formulir online untuk menampung segala keluh kesah anggota dari komunitas ini. Tetapi memang beberapa faktor tidak dapat mudah untuk diatasi begitu saja, seperti alasan yang bosan apabila acara atau aktivitas dalam komunitas ini dilakukan secara online dan meminta mulai melakukan kegiataan offline tetapi kesulitan perijinan membuatnya menunda kegiatan secara offline. 

Bosan yang dimaksud oleh para anggota dari komunitas ini adalah yang biasanya terdapat interaksi secara langsung, sekarang harus melakukannya melalui aplikasi membuat beberapa anggotanya merasakan kejenuhan. Penurunan anggota ini tidak terjadi secara langsung tetapi secara bertahap, seperti pada awal minggu biasanya banyak anggota yang menghadiri acara dari komunitas ini tetapi menjelang akhir bulan anggotanya pun mulai berkurang. Tetapi di lain sisi, beberapa anggota yang masih bertahan ini setia melakukan segala aktivitas atau acara komunitas ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun