Mohon tunggu...
Maria Josephine
Maria Josephine Mohon Tunggu... -

Never give up n keep believe......

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Forgive & Forget

9 Desember 2010   12:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:52 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1292766833157163182

Betapa seringnya kita mendengar tentang 2 kata ini, Forgive dan Forget…… Terlebih dalam suatu hubungan.Hubungan apapun yang ada, mulai dari pertemanan/ persahabatan, percintaan ataupun more than friends, bahkan hubungan kerja, suami istri ataupun bertetangga……… pergesekan dalam hubungan itu pastilah ada.

Gesekan-gesekan dalam komunikasi, gesekan dalam hati, expectation yang ada berbeda dengan kenyataan yang ada. Hal-hal tersebut akan banyak menimbulkan apa yang kita sebut sebagai kesedihan, kepahitan, kekecewaan, kepedihan, sakit hati atau apapun.

Saya juga manusia biasa yang tentunya pernah merasakan marah, jengkel, benci, dan sakit hati dan saya tahu bahwa memaafkan itu tidak segampang yang diungkapkan. Saya teringat saat saya jatuh cinta dan berpacaran yang pertama kali, saat semuanya serba indah. Cinta yang memberikan suatu kilatan kilatan seperti kembang api dalam kehidupan……. Tapi tiba-tiba dihancurkan saat mengetahui bahwa kekasih yang amat sangat saya cintai memilih untuk mencintai gadis lain dan meninggalkan saya begitu saja dalam keterpurukan yang luar biasa.

Menurut saya, saya bukan tipe pendendam tapi sangat menyakitkan dan menakutkan menghadapi hal itu dan saya membutuhkan waktu hampir 2 tahun untuk memaafkan dan hampir 4 tahun untuk dapat melupakan kesakitan saya tersebut, dengan keberhasilan saya menjalin kasih dengan orang yang baru.

Tiap saat saya paksakan diri saya untuk memaafkan dia, kembali saya teringat betapa menyakitkannya saat dia mengucapkan kata-kata perpisahan dan bagaimana caranya mengenalkan gadis baru itu kepada saya. Awal kesakitan itu saya hadapi dengan keterpurukan yang dalam, saya salahkan diri saya sendiri, saya mengurung diri dan menghancurkan diri saya sendiri berlahan-lahan dengan stress dan kemarahan. Kemudian saya saya sadar bahwa saya sudah sakit, kesakitan yang ada terus menyiksa hingga saya putuskan bahwa saya mau sembuh dari sakit ini. Dan caranya adalah dengan memaafkan dia.

Tiap saya katakan kepada diri saya sendiri, saya memaafkan dia, memaafkan segala perbuatan dia yang menyakitkan. Karena saya tahu awal untuk kesembuhan bagi saya sendiri adalah saat saya mulai berkeinginan untuk memaafkan, walau implementasi dari memaafkan membutuhkan waktu dan hal itu adalah suatu proses perjalanan tapi setidaknya saya sudah memutuskan untuk memaafkannya.

Kata orang waktu akan menyembuhkan semua luka yang ada, saat kita mampu memaafkan dan memulai proses menyembuhkan luka tapi apakah kita dapat melupakan semua hal yang menyakitkan itu?? Apakah dengan semua kesakitan itu malah menjadikan kita sebagai orang yang “afraid of being hurt”?

Dalam hubungan cinta, manifestasi dari rasa takut ini dapat menjadi berbagai macam bentuk. Seperti menjadi pencemburu, takut kalau terlalu dekat/ intim, mencari-cari masalah dan lain sebagainya.

Untuk dapat menjalani semuanya dengan baik kembali diperlukan apa yang kita sebut sebagai “power of forgiveness”karena fullforgiveness akan membebaskan diri kita sendiri untuk menjadi sembuh dari segala kesakitan kita.

Tapi saya mengakui bahwa forgiveness adalah sebuah proses dan tidak hal yang langsung terjadi. Bila kita tidak mau memaafkan, kita akan mengambil resiko menjadi orang yang pahit dan tidak bisa melepaskan masa lalu. Kunci pada saat kita bisa move on, atau melanjutkan hidup adalah pada saat kita menyadari bahwa kita sakit, kita kecewa, kita sedih ataupun kita marah dan kita rasakan dan lalui itu semua, maka barulah kita memaafkan…

Karena dengan menjadi orang yang pahit, pastilah kita tidak akan pernah bisa bahagia dan akan timbul kecenderungan kita akan menyebarkan kepahitan kepada orang-orang disekeliling kita. Entah lewat perkataan ataupun perbuatan kita.

Forgiveness adalah bagian dari proses kesembuhan, dan iringilah dengan proses untuk melupakan dan move on pada hidup yang lebih baik. Saat kita telah berhasil memaafkan, lanjutkanlah dengan melupakan……. Melupakan seakan seperti meletakkan semuanya sebagai masa lalu yang membawa kenangan, walaupun kenangan itu menyakitkan luar biasa tapi dengan memaafkan dan melupakan ……. Kita akan mampu mengenangnya tanpa lagi merasakan sakit, tapi hanya merasakan hal masa lalu itu sebagai masa lalu sebagai kenangan…….. tanpa ada kepahitan, tanpa ada kesedihan.

Forgive in time, when you are ready, and after you’ve allowed yourself to feel the strongest emotion after that forgive with all your might, and be okay with yourself.

With forgiveness you can always be move on with your life, then forget all the bitter past, to be the new you.

Maria Josephine

9 December 2010

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun