Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Hesti

Less is more💓

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pro dan Kontra Gaya Hidup Minimalis

19 Mei 2022   09:12 Diperbarui: 19 Mei 2022   09:20 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari, di sela-sela istirahat makan siang ada Dua orang kolega duduk di depan teras kantor, mereka adalah Ina dan Mey, terbesit dalam pikiran Ina melihat kebiasaan Mey yang menurut Ina adalah sesuatu hal yang membuat Ina penasaran. Menurut Ina, Mey adalah sosok yang sederhana karena selalu menggunakan baju yang sama setiap bertemu, bersikap santai, selalu bahagia dengan apa yang Mey punya. Karena penasaran Ina mulai membuka percakapan.

Ina          : "Mey, saya ingin bertanya sesuatu ke kamu. Tapi sebelumnya saya minta maaf jika pertanyaan saya membuat anda tidak nyaman, dan mungkin marah," tanya Ina meyakinkan.

Mey        : Sambil tersenyum Mey memastikan dia tidak akan marah dengan isi pertanyaannya. "Iya Ina, tidak apa-apa, saya akan dengan senang hati menjawab pertanyaanmu." Mey berkata sambil penasaran mendengarkan pertanyaan Ina.

Ina          : Baik Mey, saya ingin bertanya satu hal, selama mengenalmu bekerja di lembaga ini, saya selalu melihat kamu mengenakan baju yang cenderung sama. Kenapa? Apa yang mempengaruhi anda memilih berpakaian seperti itu? Tapi saya suka lho, melihat kamu berbusana seperti itu dengan percaya diri.

Mey        : Sambil tersenyum Mey menjawab pertayaan Ina, "terimakasih atas perhatianmu Ina. Pertanyaan sama, yang sering ditanyakan ke saya. Iya betul, karena saya hanya memiliki pakaian yang sering anda lihat saya gunakan, dan saya merasa baik-baik saja mengenakan baju yang selalu sama."

Ina            : "Oh iya, kamu hanya memiliki baju-baju yang selama ini kamu pakai? Jadi hanya sedikit ya... kenapa kamu tidak beli lagi yang baru biar bisa dipakai gantian?" Tanya Ina penasaran.

Mey        : Sambil tersenyum lebar Mey menjawab pertanyaan Ina, "Ina, sebenarnya saya dulu mempunyai pakaian yang relatif banyak, dari banyaknya pakaian yang saya punya, ternyata tidak semuanya saya suka. Jadi, saya hanya biarkan begitu saja di tempat penyimpananan bahkan ada beberapa pakaian yang sudah tidak layak dipakai karena sempit. Ada yang masih bagus untuk dikenakan, tapi ya itu, saya tidak suka memakainya. Dari situ saya mulai merasa bersalah dengan pakaian yang ada, dan memutuskan untuk menyumbangkan kepada orang yang lebih membutuhkan, waktu itu saya sumbangkan kepada korban bencana banjir di kota ini. Dari pengalaman itu, saya merasa cukup memiliki Tiga pasang pakaian rumah, Empat pasang pakaian kerja yang multifungsi bisa gunakan saat bekerja, saat ke gereja dan kegiatan formal dan nonformal lainnya. Oh iya, bukan hanya pakaian saja yang saya kurangi tapi semua barang milik saya yang jarang digunakan misalnya peralatan dapur, aksesori dan lain-lain. Saya hanya memilih hal-hal yang menjadi prioritas saya saat ini, yang benar-benar saya butuhkan.

Ina          : Baik saya setuju dengan pendapat anda mengenakan pakaian yang anda suka, karena saya juga begitu, terbiasa mengenakan pakaian yang saya suka. Tapi hal yang kamu lakukan terlalu ekstrim menyingkirkan sebagian besar barang dan memprioritaskan kebutuhan anda saat ini. Karena bagi saya adalah suatu tindakan mubazir menyingkirkan barang yang suatu saat akan kamu pakai. Bagaimana jika barang-barang tersebut anda butuhkan suatu saat nanti, bukankah itu tindakan pemborosan dimana harus membeli kembali barang yang sudah anda singkirkan?

Mey        : Ina, hidup ini adalah pilihan masing-masing orang, dan pilihan itu gratis. Bagi saya, menyimpan barang yang tidak digunakan, itu adalah suatu tindakan mubazir, lebih baik saya sumbangkan ke orang lain yang lebih membutuhkan akan lebih bermanfaat. Terkait anda mengatakan pemborosan karena membeli kembali barang yang sudah disingkirkan, bagi saya itu sesuatu yang belum pasti untuk saya beli kembali barang tersebut. Karena menurut saya, hidup adalah apa yang saya jalani saat ini, hari ini, dan sekarang ini. Dimana sekarang, barang apa saja yang benar-benar saya butuhkan, itu yang saya prioritaskan. Terkait masa depan yang diperkirakan barang tersebut di butuhkan atau tidak, bagi saya itu bukan hal yang penting. Karena, saya tidak tahu masa depan itu seperti apa, dan apakah masa depan itu akan datang atau tidak. Jika masa depan yang kamu maksudkan itu terjadi, itu bukan urusan sekarang. Karena saat ini memiliki sedikit barang yang saya butuhkan tidak membuat saya menderita. Karena saya sudah memiliki apa yang saya butuhkan, layaknya seperti anda dan orang lain.

Ina          : "Saya jarang menemukan orang yang berpikiran seperti anda, tapi okelah. Hal yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana jika anda kedatangan tamu atau keluarga anda. Tidakkah anda menyimpan barang untuk persiapan hal-hal sepert itu?" Tanya Ina heran.

Mey        : "Ina, saat ini saya sendirian di kos yang kecil dan keluarga saya jauh, jika mereka datang, kan saya mempunyai hubungan baik dengan teman kosku. Saya bisa pinjam peralatan dapur yang mereka punya. Sebagai makhluk sosial, saya rasa mereka dengan senang hati membantu saya, lagian tidak setiap hari tamu akan datang ke tempat saya. Jika mereka datang dalan jumlah yang lebih dan menurut saya tidak mencukupi peralatan dapur dan tempat saya tinggal, saya bisa mengajak mereka bertemu ditempat yang lebih luas, katakanlah di tempat makan. Saya rasa, itu adalah salah satu tempat yang baik untuk ngobrol dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, disana bisa ngobrol sambil mengorder makanan. Saya rasa, pemilik warung makanan pun tidak keberatan berlama-lama di sana. Kecuali anda membuat onar, pastilah anda akan diusir ha ha ha" Mey menjelaskan sambil tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun