Mohon tunggu...
Gusti Ayu Made Mas Marhaeni
Gusti Ayu Made Mas Marhaeni Mohon Tunggu... -

21 years old ; Hindu ; Denpasar - Bandung ; Aquarian ; Fresh Graduated from Telkom Institute of Management

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hitam Putih Pendidikan Indonesia

2 Mei 2013   12:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:15 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada sebuah quote terkenal dari tokoh Afrika Selatan, Nelson Mandela yang mengatakan bahwa Education is the most powerful weapon which you can use to change the world (Pendidikan adalah senjata terampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia). Jika kita renungkan makna kutipan tersebut,  kita semua tentu  sepakat bahwa pendidikan memang hal yang sangat penting, bagi kita dan bangsa kita. Melalui pendidikan, seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan akan pengetahuan, baik dari aspek intelektual, spiritual, maupun moralnya. Melalui pendidikan, seseorang diharapkan mampu mencapai taraf hidup yang lebih baik di masa yang akan datang.

Bangsa besar seperti Indonesia pun menyadari pentingnya pendidikan. Kita mengenal tokoh Ki Hajar Dewantara sebagai aktivis, kolumnis, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi di zaman penjajahan Belanda. Beliau yang kemudian menjadi Menteri Pendidikan pertama di republik ini dikenang atas jasanya mendirikan Perguruan Taman Siswa, yaitu suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Demi menghormati jasa-jasa dan dedikasinya terhadap dunia pendidikan, tanggal kelahiran Beliau, yaitu 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Enam puluh delapan tahun sejak republik ini memproklamirkan kemerdekaan, dunia pendidikan mengalami pasang surut. Satu sisi Indonesia patut berbangga dengan berbagai torehan prestasi anak bangsa di kancah Internasional, tapi di sisi lain potret buram dunia pendidikan Indonesia pun tak luput dari perhatian kita semua. Kita tentu masih ingat beberapa waktu lalu ada kejadian ambruknya gedung sebuah Madrasah Diniyah di Jawa Timur. Gedung yang juga difungsikan untuk sekolah formal TK dan SD tersebut kini hanya tinggal puing-puing reruntuhan. Bagaimana nasib pelajar di sana jika gedung tempat mereka menuntut ilmu kini sudah tidak ada lagi? Kejadian seperti ini bukanlah yang pertama. Setiap tahunnya selalu ada kejadian yang memilukan ini. Siapa yang tidak miris melihat potret buram pendidikan Indonesia saat ini? Adanya ketimpangan fasilitas yang dinikmati pelajar di kota dan pelosok desa sangat terlihat. Padahal, sesuai dengan UUD 1945 pasal 31, setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan. Ditambah lagi besarnya anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk pendidikan, yaitu sekitar 20% dari APBN.

Di sisi lain, Indonesia patut berbangga dengan prestasi yang diraih pelajar Indonesia di berbagai perlombaan skala internasional. Bulan April tahun lalu,  Indonesia memborong 11 penghargaan berupa 1 medali emas, 2 medali perak, 4 medali perunggu dan 4 penghargaan khusus dalam the 19th International Conference of Young Scientists (ICYS) di Nijmegen, Belanda. Kemudian Ali Khumaeni, mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan doktor di University of Fukui Jepang berhasil meraih FACSS student award dalam pertemuan ilmiah tingkat Internasional, The Great Scientific Exchange 2012 (SCIX 2012).  Dan yang terbaru adalah prestasi yang diraih 2 pelajar Indonesia di Moscow International Model United Nations 2013.

Jika saja fasilitas pendidikan yang diterima putera puteri bangsa di perkotaan maupun pedesaan dapat disetarakan, tentu akan lebih banyak prestasi yang mampu dipersembahkan untuk tanah air tercinta. Semoga hal ini mampu membuka mata dan hati pejabat yang berwenang sehingga pendidikan di Indonesia ke depannya mampu memberi perubahan ke arah yang lebih baik bagi bangsa ini. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun