Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Oedipus Rex & Sangkuriang

28 November 2021   21:34 Diperbarui: 10 Januari 2023   17:19 2036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu, anak melakukan identifikasi dengan ayahnya sehingga ia belajar identitas/peran jenis kelamin sebagai laki-laki dari ayahnya. Resolusi Oedipus complex inilah yang akan menjadi akar belajar identitas/peran seksual laki-laki sejak masa kanak. Kelak, di fase genital (masa remaja-dewasa), superego dan nilai peran gender yang telah dipelajari dan diinternalisasi akan mengarahkan cinta anak laki-laki dari ibunya ke perempuan lain, lalu mengeksplorasi seksualitas dengan alat kelamin (genitalia) dalam relasi heteroseksual.

Sedangkan Oedipus complex yang tidak berhasil diresolusi akan menyebabkan neurosis dan gangguan psikologis lainnya. Misalkan, anak tetap membenci ayahnya dan berkembang menjadi complex berkepanjangan membenci ayah atau figur-figur seperti ayahnya secara tidak sadar (selalu menampilkan perilaku menentang orang yang menunjukkan sikap autoritatif seperti ayah di rumah).

MITOS

Oedipus Rex
Ketika muda, Pangeran Laius mengunjungi Raja Pelops di Pisa, dan menjadi guru anak laki-laki Pelops bernama Chrysippus. Chrysippus adalah pemuda yang tampan sehingga Laius pun jatuh cinta. 

Laius mengajak Chrysippus berlatih mengendarai kereta perang lalu menculiknya. Laius membawa pemuda itu dan memperkosanya. Malu karena telah diperkosa, Chrysippus bunuh diri. Pelops sangat marah dan mengutuk Laius dan keturunan-keturunannya.

Berikutnya, Laius menjadi raja Thebes, ia menikahi Iokaste. Sebuah ramalan dari peramal di Delphi memperingatkan Laius untuk tidak memiliki anak, karena sang anak nantinya akan membunuh ayahnya dan menikahi ibunya sendiri. 

Laius, dalam kondisi mabuk, mengabaikan ramalan tersebut dan menghamili istrinya. Iokaste melahirkan seorang putra. Laius melukai dan mengikat kaki bayinya dan menyuruh istrinya membunuh si bayi. Karena tidak sanggup, Iakoste menyuruh seorang pelayan untuk membuang bayi itu di Gunung Kitheron.

Namun sang pelayan kasihan pada bayi itu dan memberikan si bayi kepada gembala dari Korinthos. Si gembala memberikan bayi itu ke raja Polybos di Korinthos dan permaisurinya, Periboea yang tidak memiliki keturunan. 

Periboea mengobati pergelangan kaki sang bayi dan menamakannya Oedipus, yang berarti "Si Kaki Bengkak". Oedipus akhirnya diadopsi dan dibesarkan seperti anak kandung oleh Polybos dan Periboea. 

Ia tumbuh menjadi seorang pemberani yang menimbukan iri hati pada kawan-kawannya. Mereka meniupkan keraguan pada diri Oedipus, bahwa ia bukan anak kandung Polibos. Oedipus menanyakan kebenaran isu tersebut pada orang tuanya, namun tak menemukan jawaban.

Akhirnya bertanyalah ia pada peramal di Korinthos mengenai nasib dirinya. Sang peramal memperingatkannya agar pergi meninggalkan tanah airnya karena ia ditakdirkan untuk membunuh ayahnya dan menikahi ibunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun