Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pornografi Mengancam Pribadi, Relasi, dan Komunitas (Bagian I)

24 Januari 2021   00:07 Diperbarui: 5 Oktober 2021   07:38 2217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kasus pornografi. (Foto: KOMPAS/WAWAN H PRABOWO/APP)

Semakin banyak persoalan relasi yang terjadi, baik dengan diri sendiri, juga antar pribadi, seperti antar kekasih, suami-istri, bahkan antara manusia di dalam komunitas. 

Biasanya, saya mencoba memahami persoalan satu-persatu, serta faktor-faktor unik yang mempengaruhi kondisi masing-masing. 

Namun, setelah melihat dan membaca berbagai riset tentang pornografi, saya memahami, bahwa ketergantungan pornografi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya persoalan pribadi dan antar pribadi. 

Salah satu ancaman di kehidupan modern dan global ini adalah pornografi. Pornografi dapat merusak kemampuan individu menjalin koneksi/keterhubungan dengan manusia lain yang menjadi tulang punggung lahirnya keluarga dan komunitas. Artinya, pornografi beresiko menghancurkan pribadi, relasi dan komunitas kita.

Pornografi adalah supernormal stimulus
Pada tahun 2016, dilaporkan sekitar 92 milyar video porno di tonton, dan tahun 2018 naik menjadi lebih dari 109 milyar video dari satu situs pornografi bernama Pornhub (Fight the new drugs, 2020). 

Tahun 2019, akses pornografi di Pornhub terhitung sekitar 5,8 milyar jam. Pada saat ini, pornografi adalah bagian hidup manusia modern.

Pornografi adalah gambar, media, tulisan yang membangkitkan rangsangan seksual. Secara khas, pornografi akan menampilkan stimulus seksual dibuat secara berlebih-lebih (lebih intensif, lebih lama, lebih kuat, lebih bervariasi, disertai dengan fantasi yang mungkin sulit dilakukan oleh pasangan tipikal). 

Tampilan seksual berlebih-lebih ini dibuat dengan edit dan rekayasa tertentu, atau seks yang ditampilkan adalah tidak alamiah, tidak sebenarnya. Pornografi adalah stimulus supernormal (supernormal stimulus) yang sangat menarik bagi manusia kebanyakan.

Tahun 1950an, peneliti Nikolaas Tinbergen melihat di alam, ada burung betina yang lebih memilih mengerami telur yang besar dan warna yang lebih cantik-menonjol walaupun itu bukan telur miliknya; bahkan akhirnya si burung meninggalkan telur miliknya yang warnanya kurang bagus dan tidak dierami. Si burung lebih memilih merawat dan mengasuh (caring and parenting) telur yang supernormal.

Lalu, Tinbergen melakukan eksperimen dampak stimulus supernormal pada perilaku kawin kupu-kupu. Ia membuat kupu-kupu kertas dengan warna yang kuat menonjol, lalu menaruhnya di antara kupu-kupu jantan dan betina. 

Ia menemukan bahwa kupu-kupu jantan beramai-ramai lebih memilih kawin dengan kupu-kupu kertas dengan warna yang menonjol dan mengabaikan kupu-kupu betina alami yang ada di sekitarnya. Kupu-kupu jantan lebih memilih supernormal stimulus untuk kawin (mating).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun