Di era digital, berbagai tren yang bermunculan di kalangan generasi muda, terutama untuk menghasilkan cuan dengan efektif. Media sosial menjadi salah satu jalur yang mempopulerkan tren investasi ini. Beberapa konten kreator yang terkenal akan konten Kriptonya, khususnya Bitcoin seperti Timothy Ronald dan Sulianto Indria Putra, berhasil membangun branding sebagai "sultan" dan "miliarder" di usia muda. Hal ini, membuat di kalangan anak muda kagum dan penasaran dari mana kekayaan tersebut berasal. Alhasil, Kripto terutama Bitcoin dianggap keren, modern, cepat cuan. Namun beberapa mengatakan bahwa tren ini dapat merugikan, tidak sedikit orang berpendapat bahwa Bitcoin mendorong generasi muda menjadi "kecanduan" untuk terus melakukan investasi ini. Kondisi ini juga membuat generasi muda berinvestasi tanpa memperhatikan prinsip keuangan, seperti safe money. Fenomena ini menunjukkan bagaimana digitalisasi mengubah pola pikir generasi muda dalam mengelola keuangan mereka. Pertanyaannya, apakah tren ini benar-benar sehat bagi masa depan keuangan generasi muda? Atau malah sebaliknya?
Bagi generasi muda, Bitcoin tidak lagi dipandang sekadar untuk mencari cuan, tetapi juga aset digital yang menjanjikan. Banyak anak muda melihat Bitcoin sebagai jalan menuju financial freedom. Transaksi yang dapat dilakukan tanpa bank atau lembaga perantara membuat Bitcoin terasa lebih praktis, modern, dan sesuai dengan gaya hidup digital saat ini. Transaksi Bitcoin menggunakan Blockchain, yaitu jaringan komputer global yang mencatat semua transaksi secara transparan. Tetapi transaksi ini dapat menimbul risikonya yang tinggi karena jika salah kirim atau kena hack, tidak ada bank yang dapat mengembalikan uang. Oleh sebab itu, ini cocok untuk anak muda yang berani mengambil resiko. Selain itu, fluktuasi harganya yang tajam justru dianggap peluang menarik. Prinsip high risk, high return seakan cocok dengan karakter anak muda yang berani mengambil risiko demi keuntungan besar. Semua hal ini menjadikan Bitcoin identik dengan keberanian, inovasi, dan ambisi generasi muda dalam menaklukkan dunia finansial digital.
Fenomena Bitcoin di kalangan generasi muda, menghadirkan dua sisi yaitu peluang besar dan risiko yang tinggi. Di satu sisi, Bitcoin membuka ruang baru bagi anak muda untuk berani berinvestasi, berinovasi, dan mencari jalur menuju financial freedom. Tetapi juga kurangnya regulasi dan literasi finansial membuat mereka rentan terjebak euforia sesaat. Oleh karena itu, tren Bitcoin seharusnya tidak hanya dipandang sebagai cara cepat meraih kekayaan, tetapi juga sebagai cara untuk mengenal manajemen risiko, keamanan digital, serta pentingnya regulasi yang melindungi investor. Jika generasi muda mampu menyeimbangkan ambisi dengan kehati-hatian, Bitcoin bisa menjadi bukan sekadar tren, melainkan jalan untuk masa depan finansial yang oke. Secara pribadi, saya melihat Bitcoin sebagai tren menarik yang dapat menghasilkan cuan secara efektif. Meski begitu, akan lebih bijak jika generasi muda menjadikannya sebagai pelengkap, bukan investasi utama. Karena, jika seluruh aset hanya dilimpahkan ke Bitcoin, risikonya sangat besar mengingat harga yang naik turun secara drastis. Mengendalikan diri agar tidak berlebihan menjadi kunci agar investasi ini tetap aman sekaligus bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI